Alasan PAN Belum Tentukan Capres karena Trauma Kalah di Dua Pilpres Sebelumnya?

ERA.id - Ada dua aspek penentu dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

"Pertama, menurut saya yang paling penting bagi PAN adalah calon presiden yang didukung harus berpeluang menang tinggi," kata pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Nusa Tenggara Timur, Dr Ahmad Atang, Selasa kemarin.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan posisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang sampai saat ini belum mendukung bakal calon presiden tertentu.

Ahmad Atang mengatakan PAN sudah belajar dari dua kali pilpres pada 2014 dan 2019 bahwa mereka selalu kalah dalam kontestasi tersebut.

Dua peristiwa politik itu, kata dia, membuat PAN memiliki semacam trauma politik, sehingga pada pilpres kali ini, PAN akan sangat berhitung terkait arah dukungan, agar mereka berada dalam koalisi capres yang berpeluang menang tinggi.

"Ini sangat penting bagi PAN agar dalam pembagian kekuasaan pasca pilpres, PAN sudah punya posisi tawar yang lebih besar dan bisa mendapat beberapa posisi kunci dalam kursi kabinet seperti menteri atau wakil menteri, kepala lembaga, dan lainnya," katanya.

Ahmad Atang menyebutkan, aspek kedua yang menjadi pertimbangan PAN adalah hitungan soal efek ekor jas yang bisa mereka peroleh ketika mendukung seorang capres.

Makanya, kata dia, dukungan PAN akan diarahkan pada Ganjar Pranowo di pilihan pertama dan Prabowo Subianto di pilihan kedua.

Meski demikian, keputusan belum final dan kemungkinan akan diambil PAN pada pekan-pekan ke depan, jika tren elektabilitas tiga nama bakal calon presiden yang muncul (Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan) ini sudah mulai menunjukkan hasil yang baru dan meyakinkan.

"Jika tren elektabilitas Ganjar semakin meyakinkan pekan depan, dan tren elektabilitas itu naik signifikan, juga hasil survei itu dilakukan lembaga-lembaga survei yang kredibel, maka PAN akan mendukung Ganjar," katanya.

Sebaliknya, kata dia, jika elektabilitas para bakal calon menunjukkan bahwa pilpres ini tidak hanya satu putaran, tapi akan berlangsung dua putaran, di mana Prabowo dan Ganjar akan lolos ke putaran dua, maka PAN akan berhitung ulang dan bisa saja mendukung Prabowo.

"Jadi itu hitungan rasional yang saya kira saat ini sedang dikalkulasi secara sangat cermat oleh Ketua Umum PAN Zulkilfi Hasan dan para elit PAN," katanya.