Pahami Batas Aman Makan Pedas agar Tidak Terjadi Gangguan Kesehatan

ERA.id - Makanan pedas adalah hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia. Tak sedikit orang yang bahkan merasa kurang mantap atau kurang selera makan jika tidak pedas. Meski demikian, kita tetap harus tahu batas aman makan pedas karena bisa berefek tidak baik bagi kesehatan.

Efek Makan Makanan Pedas

Fenomena meningkatnya selera makan saat memakan makanan pedas ada kaitannya dengan hormon di tubuh. Menurut penjelasan Ira Purnamasari, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, zat capsaicin yang ada pada cabai menimbulkan sensasi terbakar pada lidah.

Hal ini merangsang otak untuk mengeluarkan hormon endorfin untuk meredakan rasa panas dan terbakar itu. Selain itu, otak juga terangsang untuk mengeluarkan hormon dopamin yang memicu perasaan bahagia.

Ilustrasi sakit mag (pexels)

“Itulah sebabnya makanan pedas terasa begitu nikmat dan membuat ketahigan meskipun lidah terasa panas dan terbakar,” terang Ira, dikutip Era.id dari situs web resmi UM Surabaya.

Dia melanjutkan, sejumlah riset menunjukkan bahwa zat capsaicin bermanfaat sebagai antikoagulan yang dapat mengurangi risiko penyakit hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Meski demikian, konsumsi secara berlebih bisa memicu gangguan kesehatan.

Efek buruk pertama dari konsumsi makanan pedas terlalu sering adalah gastritis (mag). Makanan pedas bisa memicu naiknya asam lambung dengan cepat sebagai respons terhadap iritasi pada dinding lambung akibat makanan pedas yang dikonsumsi.

“Jika dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan rapuhnya permukaan lambung hingga terjadi peradangan pada lapisan lambung (gastritis), sehingga muncul gejala seperti nyeri ulu hati, perut kembung, mual, dan muntah,” terangnya.

Gangguan tersebut berisiko memicu GERD (gastroesophageal reflux disease), yaitu naiknya asam lambung sampai kerongkongan yang membuat dada dan tenggorokan terasa panas dan terbakar.

Efek buruk selanjutnya adalah respons berlebih oleh usus berupa mempercepat gerakan peristaltik ditambah produksi air yang lebih banyak di usus sebagai respons terhadap iritasi pada usus. Hal ini bisa menyebabkan diare.

Efek buruk yang terakhir adalah insomnia. Ira menerangkan, makan makanan pedas menjelang tidur menyebabkan perut kembung, begah, tidak nyaman, dan muncul rasa mulas serta melilit.

“Hal ini mengakibatkan rasa tidak nyaman saat berbaring tidur, menyebabkan gangguan tidur di malam hari (insomnia) sehingga menurunkan kualitas tidur,” tandas Ira.

Batas Aman Makan Pedas

Makan makanan pedas secara berlebih bisa berakibat tidak baik. Lalu, seberapa batas aman makan makanan pedas?

Menurut Dokter Retno Wulandari, batasan makan pedas masing-masing orang tidak sama. Ada orang yang memiliki lambung sensitif terhadap pedas, ada pula yang tidak. Menurutnya, hal tersebut tergantung kebiasaan dan kebudayaan orang tersebut.

“Intinya, kita harus pandai mengukur diri. Kadang seseorang tidak tahu ia memiliki penyakit lambung seperti mag, sementara ia gemar makan makanan pedas," terang Retno, seperti dilansir Kumparan.

"Meskipun selalu merasakan sakit selepas makan makanan pedas, ia hanya mengganggapnya sakit biasa. Padahal bagi penderita mag, makanan pedas dari cabai sebaiknya dihindari, selain jenis makanan lain seperti kopi.”

Karena batas makan pedas masing-masing orang berbeda, Retno menyarankan agar tidak berlebihan saat makan makanan pedas. Selain itu, orang tersebut juga harus dalam kondisi sehat dan tidak punya riwayat penyakit lambung.