WHO Peringatkan Ancaman Obat Sirup Batuk Beracun Selama Beberapa Tahun ke Depan
ERA.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada ancaman global yang sedang berlangsung akibat sirup obat batuk beracun. Saat ini WHO bekerja sama dengan enam negara lain untuk melacak obat-obatan anak yang berpotensi mematikan itu.
Sebelumnya, PBB telah menyebutkan sembilan negara di mana sirup beracun mungkin telah dijual, setelah kematian lebih dari 300 bayi di tiga benua tahun lalu terkait dengan obat tersebut.
Rutendo Kuwana, ketua tim WHO untuk kasus obat-obatan di bawah standar dan palsu, menyebutkan penyelidikan masih berlangsung, tetapi belum mengungkap enam negara baru yang bekerja sama dengan badan tersebut.
Kuwana memperingatkan bahwa obat-obatan yang terkontaminasi masih dapat ditemukan selama beberapa tahun, karena tong yang tercemar bahan-bahan berbahaya mungkin masih tertinggal di gudang.
"Ini adalah risiko yang berkelanjutan," ujarnya seperti dilansir dari CNA.
Beberapa pakar farmasi mengatakan kepada Reuters bahwa pelaku yang tidak bermoral terkadang mengganti propilen glikol dengan bahan alternatif beracun, etilen glikol dan dietilen glikol, karena harganya lebih murah.
Kedua bahan alternatif itu lebih umum digunakan untuk minyak rem dan produk lain yang tidak dimaksudkan untuk konsumsi manusia.
WHO menduga ketika harga propilen glikol melonjak pada 2021, beberapa pemasok mencampurkan cairan beracun yang lebih murah dengan bahan kimia yang sah, kata Kuwana. Dia tidak mengatakan di mana pemasok itu berada, dan menambahkan bahwa rantai pasokan yang tidak jelas telah mempersulit pembuktian ini.
Sementara itu, produsen farmasi, termasuk yang diduga memproduksi sirup tercemar yang telah ditemukan sejauh ini, biasanya mengambil bahan baku dari pemasok eksternal.