Ada Ratusan Kasus DBD di Jakarta Setiap Bulannya, Warga Diminta Lakukan Pencegahan

ERA.id - Dinas Kesehatan DKI Jakarta meminta masyarakat untuk memperkuat pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang.

"Sesuai dengan regulasi yang ada, baik dari Kementerian Kesehatan maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, upaya yang utama dengan pencegahan melalui kegiatan PSN 3M Plus di tempat-tempat perindukan nyamuk," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati saat dihubungi di Jakarta, Jumat (23/7/2023).

Ani menyebutkan, kegiatan lainnya untuk mengurangi populasi nyamuk atau menghindari gigitan nyamuk seperti memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk, memakai cairan anti nyamuk dan kegiatan lainnya.

"Selain itu ada penguatan surveilans kasus, diagnosis dini dan tata laksana kasus yang tepat dan 'fogging' (pengasapan) untuk memutus rantai penularan, hanya dilakukan ketika hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) positif," ujar Ani.

Ani menjelaskan, penyebab DBD karena adanya virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang ditularkan dari nyamuk.

Virus DEN-1 merupakan virus yang akan sangat mudah menyebar, meskipun pada daerah yang belum pernah terjangkit sebelumnya. Virus ini paling mudah ditularkan karena sifatnya yang kuat ketika berada dalam tubuh nyamuk maupun manusia, tetapi tidak menyebabkan pengidapnya sakit parah.

Selanjutnya virus DEN-2 dan DEN-3 menjadi virus demam berdarah yang dinilai paling ganas, karena cenderung menyebabkan pengidapnya sakit parah.

Terakhir virus DEN-4, yaitu jenis virus yang paling sedikit ditemukan dan tidak bersifat ganas. Virus ini juga paling jarang diteliti, karena paling sedikit jumlah penyebarannya.

"Maka dari itu masyarakat harus menjaga kesehatan tubuh dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila sakit atau demam," kata Ani.

Ani menjabarkan, jumlah kasus DBD di Provinsi DKI Jakarta 2023 pada Mei sebanyak 373 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan awal 2023 pada Januari sebanyak sekitar 525 kasus, Februari 434 kasus, Maret 494 kasus, April 498 kasus, Mei 373 kasus dan tahun 2022 sebanyak 8.138 kasus.

"Bulan Mei-Juni Tahun 2023 kasusnya mengalami penurunan dibandingkan diawal Tahun 2023 (Januari-Februari) dan dibandingkan Tahun 2022, kasus 2023 mengalami penurunan," ungkap Ani.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kasus dengue di Indonesia mencapai sekitar 710 kasus di dua provinsi pada awal tahun 2023.

"Hingga pekan keempat 2023, ada 710 kasus yang dilaporkan dari Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Imran Pambudi yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (21/6).