Soal Renovasi JIS, Jubir Anies Baswedan: Tujuannya Jelas Untuk Politisasi
ERA.id - Pemerintah berencana merenovasi Jakarta Internasional Stadium (JIS) lantaran dinilai belum memenuhi standar dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menganggap rencana renovasi JIS bukan untuk kepentingan pelaksanaan Piala Dunia U-17. Melainkan bagian dari rencana politisasi jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dia mencontohkan salah satu bagian yang hendak diperbaiki adalah rumput stadion. Menurutnya, rumput di lapangan JIS banyak digunakan oleh stadion internasional lainnya.
"Bahkan tiba-tiba ada yang jadi ahli rumput hanya untuk menunjukkan kekurangan JIS. Jelas ini hanya ditujukan untuk politisasi capres Anies Baswedan," ujar Surya melalui keterangan tertulisnya, Rabu (5/7/2023).
Dia kemudian menyoroti sikap Menteri BUMN yang juga Ketua PSSI Erick Thohir dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang kurang etis. Sebab langsung mengundang kontraktor untuk memeriksa rumput JIS. Di sisi lain, rumput yang dievaluasi pun hanya yang berada di luar garis pertandingan.
Menurutnya, kedua menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengevaluasi JIS hanya untuk kepentingan bisnis.
"Yang jelas punya kepentingan bisnis. Jadi apa hasil evaluasinya bisa dipercaya? Secara metode kok bisa rumput yang di-sampling, justru yang di luar garis batas pertandingan?" kata Surya.
Mantan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang itu juga mempertanyakan besaran nilai proyek untuk renovasi JIS. Padahal evaluasi belum selesai dilakukan dan tender belum dibuka, namun sudah ada kontraktor yang akan mengerjakannya.
"Lebih parah lagi, baru sekali berkunjung tiba-tiba sudah keluar nilai proyek Rp6 miliar. Ini mau perbaiki JIS atau mau cari proyek rumput?" ucapnya.
Surya juga mengaku mendapat kabar bahwa inspeksi JIS langsung diambil alih oleh pemerintah pusat dan menggandeng PT Karya Rama Prima. Sementara PT Jakarta Propertindo (JakPro) tak dilibatkan.
"Jadi niatnya seperti memang mau bikin drama, bukan survey teknis. Sementara PT KRP kan kebanyakan bikin lapangan golf, lihat saja semua proyeknya lapangan golf. Satu lapangan bola terkenal cuma Gelora Bung Karno, jadi saya bingung kenapa dia bisa dapat GBK ya?" ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyoroti soal fasilitas parkir yang dipermasalahkan oleh pemerintah yang menyebut tidak memenuhi standar FIFA.
Sementara menurut Surya, FIFA stadium guideline tidak menyebut batas minimal parkir yang harus disediakan. Arahan umumnya adalah pada penggunaan transportasi publik dan modal split.
Dia mengklaim, JIS sudah memenuhi persyaratan tersebut.
"JIS sendiri saat ini memiliki 1200 parkir yang diprioritaskan untuk Tim, Penonton dengan disabilitas, VVIP dan Undangan khusus. JIS juga didukung kantong parkir yang berada di area sekitar, seperti RS Sulianto Saroso, Kemayoran dan Ancol," papar Surya.
Lebih lanjut, dia mengklaim desain JIS sudah mengikuti standar dan FIFA Stadium Guideline yang juga digunakan di Tottenham Hotspurs Stadium.
Sebab, pembangunan JIS dikerjakan oleh tenaga kerja anak bangsa dibantu konsultan Buro Happold yang juga membangun Tottenham Hotspurs Stadium, di Inggris.
Dengan argumen tersebut, Surya meminta pemerintah segera menghentikan politisasi berkedok renovasi JIS.
"Ini bertentangan dengan akal sehat, tetapi juga potensi penghamburan keuangan negara. Jangan sampai hanya karena syahwat kekuasaan yang berlebihan, kita merusak demokrasi dan terutama mendiskreditkan karya anak bangsa sendiri," tegasnya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut harus keroyokan untuk membenahi Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang belum sempurna.
Di lokasi yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan banyak ketidaksempurnaan JIS yang perlu perbaikan, salah satunya akses masuk yang saat ini cuma ada satu.
"Akses yang tersedia cuma ada satu, menurut saya ini berbahaya sekali sekuritinya. Apalagi lingkungannya ini lingkungan berpenduduk," kata Basuki saat meninjau JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7).
Basuki mengatakan untuk menyempurnakan JIS, maka perlu ditambah lima akses lagi. Salah satunya di sisi timur dibangun jembatan penyeberangan orang menuju pintu karnaval Ancol.
Sebagai solusi, kata Basuki, pintu itu akan dibongkar agar akses bisa diperlebar dan berguna sebagai akses pemain yang akan bertanding.
"Kondisi sekarang bus enggak bisa masuk karena ada pintu tiket di situ. Jadi itu dilebarkan," kata Basuki.
Selanjutnya soal rumput, menurut ahli agronomi rumput bernama Kamal, rumput belum sesuai dengan hasil evaluasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) saat mengevaluasi rumput 22 stadion di Indonesia untuk Piala Dunia.
Ketum PSSI Erick Thohir mengatakan ahli agronomi rumput tersebut memperkirakan perbaikan rumput dapat memakan waktu tiga bulan. Permasalahan rumput tersebut adalah media tanam sintesis, sehingga akar rumput alami tidak masuk ke dalam tanah.
"Kalau jenis rumputnya sama dengan yang digunakan di Si Jalak Harupat, Gelora Bung Tomo, di Palembang, sama jenisnya. Solusinya, menurut Pak Kamal adalah memindahkan rumput yang sudah jadi seperti pekerjaan kita di GBK waktu Asian Games," kata Erick.