Menengok Sejarah Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu
ERA.id - Dalam beberapa waktu terakhir Al Zaytun menjadi sorotan. Pondok pesantren yang ada di Indramayu, Jawa Barat, ini viral karena beberapa hal, seperti aturan saf salat laki-laki dan perempuan saat salat Id dan menyanyikan lagu Yahudi dalam acara wisuda ke-3 Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziz.
Hal tersebut menimbulkan kontroversi. Masyarakat pun penasaran dengan sejarah pondok pesantren Al Zaytun sebab ajarannya dinilai sesat, tetapi lembaga pendidikan ini sudah ada di Indonesia sejak lama.
Sejarah Pondok Pesantren Al Zaytun
Dikutip Era.id dari situs Al Zaytun, pondok pesantren Al Zaytun didirikan oleh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang pada 13 Agustus 1996 di tanah seluas 1.200 hektare di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Pembukaan awal pembelajaran di pondok pesantren Al Zaytun dilakukan pada 1 Juli 1999. Sementara, peresmian pondok pesantren ini dilakukan pada 27 Agustus 1999 oleh Pesiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie.
Pembangunan Al Zaytun dilakukan di bawah naungan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) dengan klaim milik umat Islam Indonesia dan bangsa lain di dunia. Pondok pesantren Al Zaytun juga mengeklaim diri sebagai lembaga pendidikan yang timbul dari umat, oleh umat, dan diperuntukkan bagi umat. Motto yang dimiliki pondok pesantren ini adalah "Mendidik dan membangun semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah".
Beberapa tahun berdiri, pesantren Al Zaytun meraih prestasi berupa penopatan sebagai pondok pesantres terbesar di Asia Tenggara oleh Washington Times pada 2005. Jumlah santri mencapai 10 ribu orang, terdiri atas santri tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Santri pesantren ini tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari negara lain.
Pondok pesantren Al Zaytun memiliki fasilitas pembelajaran yang mumpuni. Terdapat enam gedung pembelajaran di lingkungan pesantren Al Zaytun. Masing-masing gedung diberi nama sahabat Nabi Muhammad saw. dan dua presiden awal Indoensia, yaitu Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman Ibnu Affan, Ali bin Abi Thalib, Ir. Soekarno, dan HM Soeharto.
Pesantren ini juga memiliki lima gedung asrama. Masing-masing gedung diberi nama Asrama Al Musthofa, Asrama Al Fajr, Asrama Al Nur, Asrama Al Madani, dan Asrama Persahabatan.
Selain itu, terdapat berbagai fasilitas pendidikan yang berkualitas unggul, seperti perpustakaan, laboratorium, ruang kesenian, gedung pertunjukan seni, wisma tamu, gedung serbaguna, dan pelayanan kesehatan.
Di pesantren Al Zaytun terdapat masjid monumental bernama Masjid Rahmatan lil’Alamin. Masjid berlantai enam yang memiliki luas 6,5 hektare ini dapat menampung jemaah hingga 100 ribu orang.