KemenPPPA Sebut Kecanduan Game Online Bikin Anak Jadi Agresif, Orang Tua Wajib Tahu!
ERA.id - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyatakan kecanduan bermain game online berpotensi membentuk kepribadian anak menjadi lebih agresif dan individualis.
“Game sekarang itu menjadikan anak lebih individualis dan agresif. Ini yang seringkali orang tua tidak sadar,” kata Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan KemenPPPA Amurwani Dwi Lestariningsih dalam Media Talk di Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Amurwani menjelaskan perilaku anak yang melebihi batas dan umur bisa tercetus dari kebiasaannya memainkan game online yang mengandung kekerasan.
"Belakangan ini pun terjadi berbagai kasus yang dilakukan anak di bawah umur seperti seorang anak berinisial R berumur 13 tahun yang berhadapan dengan hukum karena membakar gedung sekolahnya," kata dia.
Pembakaran oleh anak berinisial R ini dilakukan akibat ia sering menjadi korban perundungan dari teman-teman hingga guru-gurunya di sekolah.
“Kalau kami melihat, itu dari pola asuh anak. Proses imitasi. Dia banyak melihat dan bermain game. Saya kalau melihat anak saya main game itu khawatir,” kata Amurwani.
Amurwani menjelaskan banyak orang tua yang tidak sadar bahwa game yang dimainkan oleh anak-anak mereka mengandung visual yang tidak sesuai dengan umur sehingga anak tersebut akan menirunya ketika ia sedang dirundung masalah.
Oleh sebab itu, ia menegaskan sudah seharusnya orang tua menerapkan aturan main dalam pola asuh dan sistem nilai dalam keluarganya baik dari sisi jam bermain hingga jenis permainan kepada anak-anak.
Ia menuturkan harus ada nilai-nilai yang disampaikan secara langsung kepada anak seperti permainan yang baik dan yang tidak serta boleh dimainkan dan tidak boleh dimainkan.
“Harus jelas. Jangan dilarang main game tetapi dikasih gawai bahkan bapak ibunya sibuk main gawai di depan anaknya,” ujar Amurwani.
Ia menambahkan, orang tua harus memberikan kesejahteraan bagi anaknya yang tidak hanya berkaitan dengan makanan, pakaian, dan rumah, tetapi juga rasa aman, bahagia, dan nyaman bagi anak.
“Bahagia anak itu ada yang diberi dongeng saja sudah senang sekali, dipeluk sudah senang, sehingga perhatian itu menjadi hal penting dalam pola asuh,” katanya.