Mitos Renovasi Rumah yang Masih Dipercaya di Indonesia, Salah Satunya Tak Boleh Dilakukan Saat Istri Hamil
ERA.id - Proses renovasi rumah tentunya tak dapat dilakukan tanpa persiapan matang apalagi sembarangan. Selain harus menyediakan bujet, Anda juga wajib memahami teknik-teknik dasar renovasi atau mempercayakannya kepada orang yang memang memiliki keahlian di bidang konstruksi. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak menjadi korban mitos renovasi rumah dan membuat rencana Anda berantakan.
Mitos Renovasi Rumah
Beberapa mitos mengenai pengerjaan rumah ternyata masih diyakini oleh masyarakat luas, khususnya di Indonesia. Walaupun demikian, Anda tetap harus teliti menerima informasi agar dapat menjalani proses renovasi dengan tepat. Apa saja beberapa mitos renovasi rumah yang populer di Indonesia? Simak ulasannya di bawah ini.
Jangan renovasi rumah saat istri hamil
Pandangan yang satu ini sebenarnya bukan mitos yang sepenuhnya keliru. Larangan renovasi rumah saat istri hamil memang tidak tepat jika dihubungkan dengan hal-hal aneh. Proses renovasi rumah sebaiknya tidak dilakukan ketika istri hamil, sebab secara teknis paparan bahan kimia dalam proses renovasi dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan juga calon bayinya. Sebaiknya renovasi dilakukan saat Anda dan pasangan belum mempunyai momongan atau ketika anak-anak sudah beranjak dewasa.
Harus selalu mengikuti tren desain terbaru
Mitos ini merupakan mitos yang paling banyak dipercaya oleh mayoritas orang. Faktanya, bila menginginkan hunian yang nyaman dan bernuansa modern, Anda tidak harus selalu mengikuti tren desain terbaru. Contohnya, desain rumah ala Santorini yang serba putih dengan bukaan besar, tentu saja tak cocok diaplikasikan pada rumah yang berlokasi di gang sempit. Itulah mengapa Anda harus jeli memilah desain yang paling sesuai dengan kondisi hunian Anda. Sebab Anda tak harus mengikuti tren untuk mempunyai rumah yang nyaman dan tampak menarik.
Perbaikan retakan dinding butuh biaya besar
Kebanyakan orang membiarkan dinding rumahnya retak begitu saja sebab menyangka bahwa proses perbaikannya memerlukan biaya besar. Padahal, proses perbaikan dinding yang retak tidak selalu membutuhkan biaya besar karena dipengaruhi oleh penyebabnya. Dinding yang retak karena pengaruh cuaca atau proses pengerjaan acian yang belum kering sempurna ternyata bisa diperbaiki dengan mudah dan tak butuh biaya besar. Jadi, sebaiknya Anda tidak langsung meyakini mitos desain rumah tentang biaya perbaikan retakan dinding yang fantastis. Sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu dengan ahli bangunan yang berkompeten.
Wallpaper selalu cocok ditempatkan di mana saja
Aneka motif dan warna wallpaper tentu sangat menarik dan membuat Anda tertarik untuk memasangnya di rumah. Namun, ternyata tidak semua wallpaper dapat ditempatkan pada semua elemen interior rumah. Anda wajib mewaspadai mitos desain ruangan seperti ini sebab pemilihan wallpaper harus dilakukan dengan ekstra teliti. Wallpaper yang kurang tepat dapat mengakibatkan kesan sempit dan norak pada ruangan. Selain itu, rumah yang berlokasi di dataran tinggi dengan cuaca dingin juga kurang cocok dilengkapi dengan wallpaper. Cuaca dingin akan membuat kelembapan udara menjadi tinggi sehingga dalam waktu singkat wallpaper lebih rentan rusak atau berjamur.
Demikianlah penjelasan mengenai mitos renovasi rumah yang masih diyakini oleh masyarakat kebanyakan.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…