KSP Optimis Indonesia Lepas dari Kemiskinan Ekstrem pada 2024: Seperti Perang Semesta, Semua Kementerian "Bergerak"

ERA.id - Usai meninjau Sentra Pangudi Luhur Bekasi, Jawa Barat, milik Kementerian Sosial (Kemensos), Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan pemerintah optimis tahun 2024 Indonesia dapat lepas dari angka kemiskinan ekstrem.

Abraham di lokasi tersebut didampingi Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo meninjau para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang mendapat pembinaan usaha, budi daya ternak ayam dan maggot, hingga perkebunan dan pengolahan sampah.

“Hari ini adalah contoh bahwa bukan hanya bansos (bantuan sosial) yang menjadi program dari Kemensos, ada program luar biasa dimana yang miskin ekstrem, pemulung, tunawisma, lansia yang mungkin memiliki kesulitan dari segi ekonomi, mendapatkan tempat tinggal gratis, iuran untuk kebersihan, dan lain-lain. Lalu diberi pelatihan pembinaan sehingga pendapatannya meningkat,” ujar Abraham di Jakarta dikutip dari Antara, Senin (17/7/2023).

Ia mengatakan pendapatan dari hampir seluruh para PPKS yang menghuni Kompleks Sentra Pangudi Luhur meningkat dua kali lipat dari sebelumnya, sehingga ia optimis dengan program tersebut tahun 2024 Indonesia bisa lepas dari angka kemiskinan ekstrem. 

Kedatangan KSP di lokasi tersebut terkait upaya pemerintah menghapus kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada 2024. Pada tahun 2022 angka kemiskinan ekstrem turun dari tiga persen menjadi 1,7 persen.

Pemerintah kini melakukan tiga strategi besar dengan pengurangan beban, peningkatan pendapatan, dan mengurangi kantong kemiskinan. “Nah ini adalah seperti perang semesta, semua kementerian berusaha untuk mengurangi angka kemiskinan,” ujarnya. 

Dalam kesempatan sama Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan berbagai layanan di Kompleks Sentra Pangudi Luhur Bekasi memungkinkan untuk ditinggali satu keluarga PPKS guna meningkatkan pendapatan.

Menurutnya, meski dalam satu keluarga yang tinggal di lingkungan sentra tersebut telah dapat meningkatkan pendapatan dari standar Bank Dunia (World Bank) yakni 1,9 dolar AS per hari, namun mereka masih terbilang rentan karena tidak dapat memiliki rumah.

“Karena kalau hitungan kita pakai standar Bank Dunia 1,9 dolar AS per hari itu kurang lebih kalau satu keluarga suami, istri, dan dua anak Rp3,4 jutaan. Artinya sudah banyak yang bisa keluar (sentra) sebetulnya, cuma mereka sangat rentan, karena mereka tentunya kalau harus beli rumah di Jakarta dan sekitarnya, mereka pasti tidak mampu,” ujar Mensos Risma.

Adanya rumah susun dengan sewa Rp10.000 per bulan yang dibangun di Kompleks Sentra Pangudi Luhur Bekasi, para PPKS tidak akan terlantar di jalanan. Selain itu, mereka juga diberikan tempat usaha agar tidak kesulitan berjualan.

“Tinggal sedikit lagi mereka akan keluar dari standarnya Bank Dunia, tapi ini tidak bisa. Makanya kita akan lihat progresnya setiap bulan untuk kemajuannya,” ujar Mensos Risma.