Soal Kasus Ratna Sarumpaet, Prabowo Akan Temui Kapolri
"Saya bersama tokoh-tokoh dari badan pemenangan kita dari Koalisi Indonesia Adil Makmur kami berencana dalam waktu dekat untuk minta waktu menghadap Kapolri dan pejabat-pejabat lain untuk membicarakan masalah ini, masalah seperti ini ya," katanya, saat konferensi pers, di jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Apalagi, kata Prabowo, insiden pengeroyokan ini juga disertai dengan ancaman terhadap Ratna dan keluarganya. Ancaman ini yang menyebabkan Ratna tidak berani melaporkannya kepada pihak kepolisian.
"Saya tidak tanya secara mendetail tapi ada kata-kata ancaman. Ya untuk tidak bersuara, untuk tidak laporan," kata ketua umum Partai Gerindra ini.
Di tempat yang sama, Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Amien Rais mengatakan, pertemuan Prabowo dan Kapolri akan dilangsungkan dalam waktu satu atau dua hari ke depan. Karena, kata pendiri PAN ini, pengeroyokan yang terjadi pada Ratna adalah bentuk pelanggaran HAM.
"Jadi Insya Allah dalam satu, dua hari ini Pak Prabowo dan teman-teman partai koalisi akan menemui Pak Kapolri jadi kita berbicara sebagai satu keluarga besar mengapa dalam bulan ini terjadi penganiayaan, terjadi pelanggaran HAM yang sangat, sangat mendasar. Jadi ini dari hati ke hati mudah-mudahan karena Kapolri bertanggung jawab secara nasional," kata Amien.
Amien berharap, dialog ini juga nantinya akan membuat Polri lebih teguh dalam menengakkan hukum dan keadilan. Apalagi, katanya, hingga bulan April 2019 nanti, situasi menjadi akan menjadi sensitif, khususnya untuk keterkaitan dengan politik.
"Bisa seharusnya memang menangkap para pelaku keonaran, kegoncangan sosial yang makin membuat negeri kita ini semakin tidak menentu," tuturnya.
"Jadi Insya Allah asal ada kesediaan kita akan pecahkan masalah itu dengan sebaik-baiknya. Apalagi tahun ini sampai April menjadi semakin sensitif karena itu kita rasakan atmosfer udara politik ini semakin bersih dan ibu Sarumpaet apa yang menimpa ibu Sarumpaet ini adalah terakhir," tambah Amien.
Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Simanjuntak membenarkan peristiwa pengeroyokan Ratna itu. Kata dia, sebelum dikeroyok, Ratna sempat dimasukkan ke dalam mobil saat berada di bandara, Bandung.
"Iya tadi malam saya pak Prabowo, bang Sandi itu menerima foto itu, kemudian kita telepon mbak Ratna. Jadi betul beliau itu dikeroyok dimasukkan ke dalam mobil, dan dikeroyok oleh orang yang tak dikenal, di bandara Bandung, tanggal 21 september yang lalu," katanya, saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Dahnil menerangkan, peristiwa tersebut baru diketahui sekarang karena Ratna tidak melapor kepada pihak yang berwajib. Selain itu, Dahnil mengatakan, Ratna mengalami trauma berat setelah peristiwa itu terjadi.
Sementara itu, Polda Jawa Barat memastikan, tidak ada laporan dari Ratna terkait pengeroyokan yang disebut-sebut terjadi di Bandung.
"LP (laporan polisi) di Polda (Jabar) dan juga di Mapolrestabes Bandung tidak ada laporan (dari Ratna)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Pol Umar Surya Fana saat dihubungi, di Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (2/10/2018).
Selain itu, lanjut Umar, pihaknya juga sudah mengecek ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dan beberapa rumah sakit di Bandung untuk mencari rumah sakit yang pernah merawat pasien bernama Ratna Sarumpaet. Namun, pihaknya tidak berhasil menemukannya.
"Sudah dicek di RSHS, IGD dan beberapa RS di Bandung, tidak ada nama Ratna Sarumpaet yang dirawat," ungkap dia.