Kronologi Pengeroyokan Ratna Versi Pendukung Prabowo

Jakarta, era.id - Salah satu juru bicara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet, disebut-sebut jadi korban pengeroyokan di Bandung. Namun anehnya, meski mengaku muka babak belur, Ratna tidak melapor ke polisi.

Masalah ini dianggap serius kubu Prabowo-Sandi. Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Amien Rais bercerita sedikit tentang proses pengeroyokan yang menimpa Ratna pada 21 September. Amien pun tak mau bercerita secara mendetail perkara ini

Kata dia, saat peristiwa itu terjadi, Ratna sedang bersama dua temannya dan seorang sopir, di bandara Bandung karena ingin pulang ke Jakarta. Saat masuk ke bandara, sopir Ratna sempat diminta berhenti jauh dari lobi bandara. Setelah berada jauh dari mobilnya, Ratna kemudian menjadi korban pengeroyokan.

"Malam hari ibu Ratna Sarumpaet akan menuju ke Jakarta dengan dua temannya, dari Malaysia dan Sri Lanka, kemudian sopirnya sudah diatur berhentinya jauh dari lobi airport, kemudian detailnya saya kira tidak usah kita katakan, tapi yang jelas kita akan ketemu dengan Kapolri (Jenderal Tito Karnavian)," kata Amien di jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).

Amien berharap Kapolri tidak menolak permintaannya untuk mengusut tuntas kasus ini.

"Tidak ada lagi alasan untuk kita tidak bisa dari hati-hati, karena sudahlah ini zaman transparansi kita tidak bodoh bodoh amat lah ya. Pokoknya kita akan temui Kapolri. Kita ini laki-laki juga," tutur Amien.

Sementara itu, calon presiden Prabowo Subianto --yang sudah bertemu langsung dengan Ratna-- mengatakan, Ratna tak bicara banyak. Sebab, Ratna masih trauma dengan apa yang dia alami.

"Ya tadi karena beliau masih sedikit ketakutan, trauma. Saya juga tidak mau mendesak (bercerita), saya mengerti kejadian-kejadian semacam ini kalau orang sudah kena luka dalam kondisi yang sangat violence pasti traumatis jadi dia tidak bisa terlalu rinci ceritanya," kata Prabowo.

Di samping itu, Ketua Umum Partai Gerindra ini menganggap pelaku pengeroyokan Ratna Sarumpaet merupakan seorang pengecut. Sebab, korban adalah ibu-ibu berumur 70 tahun.

"Tindakan jelas pelanggaran hak asasi manusia, bahkan menurut saya tindakan pengecut, kok dilakukan terhadap ibu-ibu usianya sudah mungkin sudah sudah 70, luar biasa," ucapnya.

Dia menambahkan, insiden pengeroyokan ini juga disertai dengan ancaman terhadap Ratna dan keluarganya. Ancaman ini pula yang menyebabkan Ratna tidak berani melaporkannya kepada pihak kepolisian.    

"Saya tidak tanya secara mendetail tapi ada kata-kata ancaman. Ya untuk tidak bersuara, untuk tidak laporan," kata ketua umum Partai Gerindra ini.

Sementara itu, Polda Jawa Barat memastikan, tidak ada laporan dari Ratna terkait pengeroyokan yang disebut-sebut terjadi di Bandung.

"LP (laporan polisi) di Polda (Jabar) dan juga di Mapolrestabes Bandung tidak ada laporan (dari Ratna)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Pol Umar Surya Fana saat dihubungi, di Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (2/10/2018).

Selain itu, lanjut Umar, pihaknya juga sudah mengecek ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dan beberapa rumah sakit di Bandung untuk mencari rumah sakit yang pernah merawat pasien bernama Ratna Sarumpaet. Namun, pihaknya tidak berhasil menemukannya.

"Sudah dicek di RSHS, IGD dan beberapa RS di Bandung, tidak ada nama Ratna Sarumpaet yang dirawat," ungkap dia.

Tag: drama ratna sarumpaet