Bikin MPASI Bisa Pakai Bumbu Rasa, Ini Hal yang Perlu Dipehatikan Ibu

ERA.id - Makanan pendamping ASI (MPASI) anak ternyata bisa diberikan bumbu agar memiliki rasa. Hal ini diungkap oleh dokter spesialis anak, dr. Miza Afrizal, SpA, yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Sekitar 10 tahun lalu ya, memang penelitian saat itu menyebutkan kalau MPASI sebaiknya tidak berasa dulu. Tapi semakin ilmu pengetahuan berjalan terus sampai detik ini, MPASI itu boleh untuk pakai rasa atau bumbu sejak awal," ungkap Dokter Miza saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Jumat (21/7/2023).

Dokter Miza menjelaskan bahwa indra pengecap anak sudah bekerja sejak mereka dalam kandungan di trisemester akhir sehingga bisa merasakan manakan yang dimakan oleh ibu. Saat lahir mereka juga mengonsumsi ASI, yang memiliki rasa gurih, sehingga MPASI bisa diberikan bumbu agar memiliki rasa dan anak tak menolak untuk memakannya.

"Mereka merasakan ASI yang terus menerus ada rasanya, gurih. Bayangkan kalau tiba-tiba dia makan pertama kali itu hambar, sehambar-hambarnya. Itu jadi tidak aneh kalau banyak bayi yang menolak. Tapi tidak menutup kemungkinan ada juga bayi yang lebih suka rasa yang hambar," jelasnya.

Tak hanya itu, pemberian bumbu pada MPASI anak juga berguna untuk mengatasi neofobia, yakni rasa takut dan ragu memasukkan rasa atau tekstur ke dalam mulut. Dengan pengenalan rasa dan tekstur makanan sejak dini, anak akan lebih mau mencoba.

"Saat usia kurang lebih satu tahun, 100 persen mengalami fase neofobia. Maka dari itu, sebelum masuk fase itu, ada baiknya kita kenalkan berbagai rasa. Sehingga saat masuk neofobia, rasa takut dan ragu mencoba dan merasakan sesuatu yang baru tidak terlalu parah," tuturnya.

Meski demikian, pemberian bumbu pada MPASI anak juga memiliki hal yang harus diperhatikan oleh orang tua. Salah satu yang utama diperhatikan adalah kadar garam yang diberikan pada anak.

"Yang harus diperhatikan benar adalah kadar garam," katanya.

Kadar garam diperhatikan karena bahan makanan itu diproses oleh ginjal. Sementara ginjal pada anak-anak cenderung belum tumbuh maksimal dan tak bisa memproses garam dengan kadar tinggi, sehingga terdapat jumlah garam yang harus diketahui saat memberikan pada anak.

Karena kita tahu anak-anak dari lahir organnya tidak langsung matang, masih berkembang. Salah satu organ yang paling terakhir matangnya, itu ginjal, garam disaring di ginjal," ucapnya.

"Karena ginjal anak belum cukup matang untuk menyaring jumlah garam yang tinggi, jadi cukup 1 gram garam untuk satu hari. Kalau anak makan tiga kali, 1 gram itu dibagi 3. Untuk di atas dua tahun 2 gram garam sehari. Itu yang perlu diingat," pungkas Dokter Miza.