Cerita Ma'ruf Amin Terima Tawaran Cawapres Jokowi
"Dalam pelajaran itu, ada orang tua menanam pohon dan ditertawakan banyak orang. Karena sudah pasti orang tua itu tak akan memetik buahnya," kata Ma’ruf.
Dia mengatakan itu dalam sambutannya ketika hadir di acara Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Pesantren Al Muhajirin, Sukatani, Purwakarta, Rabu (3/10/2018).
Dari pelajaran itu, Ma’ruf menganggap dirinya adalah orang yang sama seperti orang tua itu, yang menanam pohon dengan baik, hingga besar, dan sehat agar buahnya bisa dirasakan orang lain.
"Orang tua itu bilang, dia menanam pohon untuk generasi selanjutnya. Buahnya untuk mereka," ungkap Ma’ruf.
Mantan Rais Aam PBNU ini menerangkan, hal tersebut akan terus berulang. Sama seperti kondisi saat ini yang merupakan buah dari pohon yang ditanam oleh para pendahulu.
Dalam kesempatan ini, Ma’ruf juga menyinggung soal pelajaran penting yang diajarkan di pondok pesantren. Salah satunya tertulis di Fathul Mu'in yang berisi kewajiban untuk memerangi kemiskinan.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, kemudian meminta para santri yang hadir dalam acara ini untuk saling membantu memerangi kemiskinan dan menggerakan ekonomi ummat.
"Fardhu kifayah adalah menghilangkan bahaya kelaparan, kekurangan makanan,” kata dia.