10 Orang Meninggal di Jalur Rawan Kecelakaan Cianjur, Polisi Minta Warga Ekstra Hati-hati Saat Melintas
ERA.id - Polres Cianjur, Jawa Barat mencatat 10 orang meninggal dalam kecelakaan di dua jalur rawan kecelakaan di Kabupaten Cianjur, periode Januari-Juli 2023, sehingga pengguna jalan diminta lebih ekstra hati-hati dan waspada saat melintas.
Kasatlantas Polres Cianjur AKP Anaga Budiharso, mengatakan dua jalur rawan yang disebut jalur tengkorak di Cianjur itu, Jalan Raya Cianjur-Sukabumi tepatnya Kecamatan Gekbrong dan Jalan Raya Bandung-Cianjur mulai dari Karangtengah sampai Haurwangi.
"Selama ini jalur yang dikenal sebagai jalur rawan laka atau tengkorak ada tiga Jalur Puncak-Cianjur, Sukabumi-Cianjur dan Bandung-Cianjur, namun angka kecelakaan di jalur Puncak sudah dapat ditekan sejak satu tahun terakhir," kata dia, Jumat (4/8/2023).
Sebagian besar korban laka lantas di jalur tengkorak merupakan pengendara sepeda motor dan truk rem blong karena kondisi jalan di dua jalur menurun dan menanjak tajam serta kondisi jalan lurus yang lebih dari 8 kilometer sehingga membuat pengendara kurang waspada.
Tercatat sepanjang Januari hingga Juni 2023, di kedua jalur terjadi 15 kasus kecelakaan yang menyebabkan 10 orang korban meninggal dunia, 7 diantaranya terjadi di jalur Bandung-Cianjur dan 5 orang meninggal di Jalur Sukabumi-Cianjur.
"Masih tingginya kasus kecelakaan di jalur tersebut, membuat kami menambah sejumlah rambu dan menempatkan anggota saat kendaraan padat melintas guna mengimbau pengendara tetap berhati-hati dan waspada saat melintas," katanya.
Pengendara juga diimbau untuk mengikuti aturan berlalu lintas dengan mengutamakan keselamatan bukan kecepatan karena dapat menyebabkan kecelakaan yang berujung kehilangan nyawa terutama pengendara sepeda motor dan angkutan besar seperti truk.
Untuk menekan tingginya angka kecelakaan yang disebabkan rem blong kepolisian bersama dinas terkait secara rutin meningkatkan pemeriksaan kelaikan kendaraan khusus untuk truk barang dan angkutan umum.
"Kami juga menggencarkan operasi gabungan di terminal atau langsung ke garasi bus dan truk angkutan barang karena kendaraan besar rentan mengalami kecelakaan rem blong akibat perawatan berkala yang jarang dilakukan," kata Anaga. (Ant)