Siapa Fernando Villavicencio: Mengenal Capres Ekuador yang Ditembak Mati saat Kampanye

ERA.id - Fernando Villavicencio dikenal sebagai emimpin serikat pekerja,  jurnalis yang membongkar skandal, anggota legislatif, kandidat presiden, dan korban pembunuhan. Siapa Fernando Villavicencio sebenarnya?

Fernando Villavicencio, memiliki sejarah panjang dalam urusan publik Ekuador, terutama sebagai antagonis terhadap mereka yang berkuasa. Ia naik menjadi tokoh terkenal sebagai pemimpin serikat pekerja di perusahaan minyak negara, Petroecuador, dan kemudian memainkan peran penting dalam mengungkap skandal korupsi yang melibatkan pemerintahan mantan Presiden Rafael Correa.

Fernando Villavicencio menggambarkan dirinya sebagai kandidat anti korupsi (Twitter)

Siapa Fernando Villavicencio?

Dilansir dari New York Times, Presiden Ekuador Terdahulu Rafael Correa adalah presiden yang menjabat terlama dalam pemilihan demokratis dan menjadi pemimpin negara selama satu dekade hingga tahun 2017.

Kenaikan harga komoditas membantu Correa  mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan, tetapi gaya otoriter dan tuduhan korupsi yang mengejarinya membagi negara secara mendalam.

Hingga kemudian Fernando Villavicencio selalu "mengajukan perlawanan terhadap kekuasaan" Rafael Correa. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Caroline Ávila, seorang analis politik Ekuador.

Sebagai seorang jurnalis, Fernando Villavicencio mendapatkan dokumen tentang program pengawasan pemerintah yang dikirimnya ke WikiLeaks namun akhirnya ia sendiri yang mempublikasikannya.

Beberapa hasil kerja Fernando mengakibatkan dirinya menerima ancaman kematian dan tuduhan yang banyak. Bahkan pada tahun 2017, ia melarikan diri ke Peru untuk mencari suaka politik.

Di Peru, Fernando Bertemu dengan seorang teman dari masa kuliahnya di Universitas Ekuador. Pada saat itu Fernando tidak memiliki uang untuk melawan tuduhan yang diajukan padanya dan terpaksa meninggalkan istri dan dua anak kecil.

"Rasanya seperti ditekan dan dihinakan," kata temannya, Grace Jaramillo, yang sekarang menjadi ilmuwan politik di Universitas British Columbia.

Mencalonkan Diri Menjadi Presiden

Namun pada tahun yang sama, Rafael Correa meninggalkan jabatannya, dan Fernando Villavicencio kembali ke rumah. Ia memenangkan kursi di Majelis Nasional, tempat ia berdinas hingga bulan Mei, ketika parlemen dibubarkan oleh Presiden Guillermo Lasso yang menghadapi tuntutan pemakzulan atas tuduhan penggelapan uang.

Langkah tersebut juga memicu pemilihan presiden, dengan pemungutan suara yang dijadwalkan pada tanggal 20 Agustus.

Dalam kampanye presidennya, Fernando Villavicencio, 59 tahun, menggambarkan dirinya sebagai kandidat anti korupsi. Ia mewakili Gerakan Membangun Ekuador, yang berkampanye mengenai masalah keamanan pribadi dalam sebuah negara yang tengah dilanda kekerasan terkait narkotika.

Dalam bursa pencalonan presiden, Fernando Villavicencio berada di tengah-tengah perlombaan delapan orang kandidat. Namun nahas, dia ditembak mati sebelum para pemilih dapat memberikan pilihan.

Tidak lama setelah pembunuhan, Rafael Correa, mantan presiden, mengeluarkan tangisannya di media sosial.

"Mereka telah membunuh Fernando Villavicencio," tulis Rafael Correa. "Ekuador telah menjadi negara yang gagal."

Selain siapa fernando villavicencio, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman