Gerindra dan PDIP Saling "Serang" soal Food Estate, Jokowi: Problem di Lapangan Tak Semudah yang Dibayangkan
ERA.id - Presiden Jokowi menjawab soal kritik terhadap programnya Food Estate atau Lumbung Pangan. Ia menjelaskan lumbung pangan untuk mengantisipasi krisis pangan.
"Hati-hati semua kawasan, semua negara, semua kawasan sekarang ini menghadapi yang namanya krisis pangan. Wheat, gandum, problem di semua negara. Yang makan gandum sekarang ini, masalah sekarang ini, problem. Harga juga naik drastis," kata Jokowi di Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Ia menyebutkan saat ini India juga sudah menyetop ekspor beras. Sehingga, beras juga menjadi bagian dari masalah krisis pangan. Apalaginya harganya juga mulai naik.
"Harga naik sehingga yang namanya lumbung pangan, food estate itu harus. Itu cadangan, baik cadangan strategis maupun nanti kalau melimpah betul, nggak apa-apa untuk ekspor karena negara lain membutuhkan. Sehingga dalam rangka kesana kalau supaya tahu membangun food estate, membangun lumbung pangan itu tak semudah yang Bapak/Ibu bayangkan," katanya.
Ia menceritakan tanaman pertama biasanya gagal. Lalu menanam kedua kemugkinan berhasil 25 persen. Ketiga hingga ketujuh itu baru masuk pada kondisi normal.
"Jadi tidak semudah yang kita bayangkan. Kita bangun di Humbang Hasundutan, tiga kali itu baru bisa. Agak lebih baik. Belum baik. Agak lebih baik. Yang di Pulang Pisau, Kalteng, itu juga belum berada pada kondisi yang normal baik, masih mungkin separonya. Yang di Gunung Mas Juga masih sama. Problem-problem di lapangan itu tidak seperti semudah yang kita bayangkan. Jadi semuanya akan diperbaiki," katanya.
Ia menegaskan semua harus dievaluasi dan diulang. Sehingga perlu keberanian. Persoalan ini pun dikerjakan sejumlah kementerian. Misalnya kementerian teknisnya, Kementerian Pertanian.
"Ada yang membuat land clearing irigasi itu ada di Kementerian PU, ada yang berkaitan dengan cadangan strategis bisa juga di Pertahanan. Saya kira kekuatan-kekuatan ini dalam proses supaya tak terjadi krisis pangan, step-step itu harus dilakukan. Tidak bisa tidak.
Bahwa ada yang berhasil, baru setengah berhasil, atau yang belum berhasil, itu yang harus dikoreksi, diperbaiki, dievaluasi," katanya.