80 Proyek BUMN Jadi 'Dagangan' di IMF-WB 

Tanjung Benoa, era.id - Menteri BUMN Rini Soemarno menawarkan kesempatan kepada investor untuk menanamkan modal mereka pada sekitar 80 proyek dari 21 BUMN dengan total nilai mencapai 42 miliar dolar AS. Ajakan ini merupakan salah satu agenda pemerintah dalam Annual Meetings IMF-World Bank di Bali.

"Saya memastikan bahwa kerja sama dengan BUMN merupakan pendekatan yang tepat dalam berinvestasi di Indonesia, dan tidak ada waktu yang lebih tepat selain sekarang," ujar Rini dalam acara Indonesia Investment Forum 2018 di Tanjung Benoa, Bali, dilansir Antara, Selasa (9/10/2018).

Rini menjelaskan, pemerintah akan terus melanjutkan pembangunan proyek infrastruktur di empat area utama, yaitu energi, transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara.

Pembangunan di sektor energi ditujukan untuk mempercepat pencapaian tingkat elektrifikasi 99,9 persen di akhir 2019 sekaligus meningkatkan porsi sumber energi terbarukan dalam campuran bahan bakar.

Sedangkan di sektor transportasi, target yang diharapkan bisa tercapai yaitu 1.794 kilometer jalan tol baru, peningkatan kapasitas kargo jalur laut 34,8 juta TEUs (twenty-foot equivalent units), dan pembangunan bandara untuk melayani 235 juta penumpang pada akhir 2019.

Untuk merealisasikan target pembangunan infrastruktur tersebut diperlukan penggabungan sumber-sumber pendanaan mengingat kemampuan BUMN untuk mendapatkan pinjaman untuk ekspansi.

Struktur pembiayaan yang lebih inovatif diperlukan untuk melengkapi sumber pembiayaan konvensional, seperti pinjaman bank dan penerbitan obligasi.

Rini menjelaskan, selama ini telah diluncurkan struktur pembiayaan inovatif seperti sekuritisasi aset ruas tol, penerbitam obligasi untuk proyek yang sudah berjalan (brownfield), serta Komodo Bond. Produk dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi kolektif (DINFRA) juga akan diluncurkan.

"Ke depan, kami juga akan mendorong penanaman modal langsung, kemitraan strategis, dan pendanaan proyek jangka panjang yang inovatif. Dukungan dari komunitas investor akan menjadi kunci pencapaian target-target infrastruktur Indonesia," kata Rini.

Ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara berkembang dengan prospek ekonomi ke depan yang positif karena didukung perkembangan pesat kelompok berpendapatan menengah.

Hal tersebut diharapkan mampu menjadi alasan bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Tag: pertemuan imf-wb di bali bumn