Kalau Dipecat PDIP Takkan Langsung Berpartai, Budiman: Jomlo Dulu, Lewati Masa Berkabung
ERA.id - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mempertimbangkan untuk jomlo atau tidak bergabung dengan partai politik bila dipecat PDIP.
"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu, ibaratnya orang yang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung," kata Budiman ditemui usai Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa kemarin.
Ia mengaku telah mengampanyekan PDI Perjuangan bahkan ketika partai tersebut masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Sebab itu, Budiman merasa berkabung jika dipecat oleh partai.
"Gimana enggak berkabung, saya ini sudah kampanye PDI sejak kelas 6 SD, masih PDI belum PDI Perjuangan. Kalau saya sudah tidak jadi anggota PDI Perjuangan, ya, berpolitik pasti, tapi mungkin jomlo, tidak berumah tangga dulu, secara politik tentu saja," imbuhnya.
Setelah melewati masa berkabung itu, Budiman akan mencoba bergabung dengan partai politik, termasuk mencoba kembali menjadi kader PDI Perjuangan atau menerima tawaran dari partai politik lain.
"Setelah itu kita lihat, apakah mungkin barangkali setelah berapa tahun, kesalahan saya diampuni, saya bisa daftar lagi. Kalau enggak diterima, ya, bisa jadi sama PSI atau yang lain," kata Budiman.
Dalam Kopdarnas tersebut, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie merayu Budiman Sudjatmiko untuk bergabung dengan partainya.
"Kami tunggu kedatangannya Mas Budiman di kantor PSI. Jaketnya ukuran berapa, Mas? Bercanda, nanti ada yang marah," kata Grace.
Menurut Budiman, rayuan Grace adalah ajakan sesama teman yang sudah lama tidak bertemu, sehingga tidak harus ditafsirkan secara politis. Namun begitu, ia mengaku akan mempertimbangkan ajakan tersebut.
"Bagi saya itu ajakan friendly, tidak harus ditafsirkan politis, toh saya masih anggota PDI Perjuangan. Sampai sekarang juga biasa-biasa saja, sehingga apa yang disampaikan tadi memang tawaran yang friendly saja," kata dia.
Di sisi lain, Budiman juga mengaku akan mempertimbangkan tawaran Partai Gerindra yang terbuka menerima dirinya apabila tidak lagi menjadi bagian dari partai banteng tersebut.
"Ya itu (tawaran Partai Gerindra) juga menjadi salah satu opsi, tapi pastinya setelah melewati masa jomlo yang cukup lama," imbuh Budiman.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan partainya terbuka menerima siapa pun untuk menjadi kader, termasuk Budiman Sudjatmiko.
"Budiman adalah sosok aktivis yang menurut saya sangat inspiratif, orang yang pernah jadi simbol perlawanan di zaman orde baru, sosok anak muda aktivis yang punya kemampuan dan tingkat integritas yang tinggi," kata Muzani di Jakarta, Sabtu (19/8).
PDI Perjuangan sedianya akan mengumumkan sanksi terhadap Budiman Sudjatmiko pada Senin (21/8). Namun, pengumuman tersebut urung dilaksanakan pada hari itu.
Diketahui, Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan dukungannya terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam acara relawan Prabowo-Budiman (Prabu) Bersatu di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8).
Budiman mendeklarasikan itu saat dia masih berstatus kader PDI Perjuangan, sementara Prabowo merupakan bakal calon presiden yang diusung oleh Gerindra, PKB, Golkar, PAN, dan Partai Bulan Bintang (PBB).