Kebakaran TPA Sarimukti Hingga Kini Belum Padam, Pemkab Bandung Ajak Semua Pihak Ikut Berpartisipasi

ERA.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung meminta dan mendorong semua pemangku kepentingan atau stakeholder  untuk berperan aktif dalam menyikapi kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti sejak 19 Agustus 2023, yang sampai hari ini belum padam.

"Saya mengajak semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam mengatasi situasi darurat ini demi menjaga lingkungan dan kebersihan terkait situasi di TPA Sarimukti saat ini," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (25/8/2023) dikutip dari Antara.

Keterlibatan seluruh pihak, kata Asep, dibutuhkan karena kebakaran TPA Sarimukti yang masih terus berkembang dan semakin meluas ke berbagai zona pembuangan TPA, sedikit banyak akan memberi dampak pada pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung.

"Atas perkembangan yang ada, kita harus segera merespon dengan cepat dan tepat melalui langkah-langkah yang baik dan implementatif," katanya.

Keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, lanjut dia, menjadi hal yang krusial dalam mengatasi situasi darurat dalam kondisi terganggunya operasional TPA Sarimukti dan ketidakpastian waktu penanganannya secara menyeluruh.

Untuk itu, Asep mengharapkan semua pihak bisa melakukan langkah-langkah penanggulangan kondisi darurat sampah ini, yang pertama, aparat kewilayahan para camat, kepala desa, dan lurah diharap memainkan peran dalam menyampaikan informasi mengenai perkembangan kondisi TPA Sarimukti dan sosialisasi penanganan sampah secara berjenjang kepada masyarakat melalui ketua RW, RT, dan lembaga desa lainnya.

Kemudian, para camat, kepala desa, dan lurah diinstruksikan untuk melakukan monitoring, pembinaan, pengawasan, dan evaluasi yang intensif terhadap fasilitas pengolahan sampah di wilayahnya masing-masing.

Selanjutnya, pimpinan instansi, lembaga pemerintahan, BUMN, BUMD, ormas, dan lembaga kemasyarakatan diminta untuk berperan aktif dalam mengajak masyarakat mengelola sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle).

Lalu, Asep menyebut pihaknya akan menjalankan langkah-langkah darurat termasuk penyediaan wadah sampah tambahan atau menggunakan wadah sampah yang lebih besar untuk mengumpulkan sampah dalam jumlah lebih banyak.

"Serta pemanfaatan lubang cerdas organik (LCO) atau lubang resapan biopori (LRB) juga akan dilakukan untuk penanganan sampah organik rumah tangga," tuturnya.

"Dengan kolaborasi yang erat dan tindakan bersama, diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan ini," tuturnya.