Cara Deteksi Awal Kanker Serviks, Langkah Bijak Cegah Kemungkinan Terburuk

ERA.id - Pada masa awal perkembangan kanker serviks, penyakit ini tidak selalu disertai dengan gejala. Deteksi awal kanker serviks adalah tindakan yang penting untuk dilakukan.

Serviks merupakan bagian terujung dari rahim yang menghubungkan vagina dengan rahim (uterus). Jaringan-jaringan sehat di dalam serviks bisa tumbuh secara abnormal sehingga terjadi kanker serviks. Penyebab kanker ini adalah virus HPV (human papillomavirus) yang biasanya tersebar melalui hubungan seksual. Untuk informasi lebih lanjut, simak penjelasan berikut yang dikutip Era.id dari AICare.

Ilustrasi bagian serviks (pexels)

Berbagai Jenis Tes sebagai Deteksi Awal Kanker Serviks

1.    Tes HPV

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus HPV yang bisa memicu terjadinya kanker serviks. Tes HPV bisa dilakukan sebagai tes tunggal, tetapi kerap dilakukan bersama tes lain, yaitu pap smear.

Berdasarkan rekomendasi American Cancer Society, wanita dengan rentang usia 30—65 tahun disarankan melakukan tes HPV dan pap smear lima tahun sekali. Tes HPV tidak disarankan dilakukan oleh wanita di bawah 30 tahun yang punya hasil pap smear normal.

2.    Pap Smear

Sempat disinggung di atas, pap smear merupakan salah satu tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker serviks. Dalam pelaksanaannya, sampel jaringan serviks akan dikumpulkan kemudian diteliti menggunakan mikroskop.

Tes ini direkomendasikan dilakukan setiap tiga tahun sekali oleh wanita berusia 21—65 tahun. Jika tes ini dikombinasikan dengan tes HPV, wanita yang telah berusia 30 tahun bisa melakukan pap smear lima tahun sekali.

Ada beberapa orang yang direkomendasikan untuk melakukan tes pap smear, yaitu wanita yang punya faktor risiko tertentu. Berikut ini rincian faktor risiko tersebut.

·         Pernah didiagnosis kanker serviks

·         Hasil pap smear sebelumnya menunjukkan adanya sel prakanker

·         Terpapar dietilstilbestrol sebelum lahir

·         Terinfeksi HIV

·         Punya sistem kekebalan tubuh lemah setelah transplantasi organ atau kemoterapi

·         Penggunaan kortikosteroid jangka panjang

·         Riwayat merokok

Anda bisa melakukan diskusi dengan dokter jika terdapat kondisi lain yang butuh pap smear selain risiko tersebut.

3.    Kolposkopi

Tes kolposkopi dilakukan untuk melihat serviks dengan lebih dekat. Prosedur ini dilaksanakan jika ditumukan perubahan sel akibat HPV tertentu pada skrining awal. Perubahan sel yang disebabkan oleh HPV bisa berubah jadi sel kanker di serviks.

Dalam pelaksanaannya, alat berbentuk tabung akan dimasukkan ke dalam vagina untuk membukanya. Setelah itu, serviks akan dilihat secara teliti menggunakan mikroskop.

4.    Biopsi

Sebagian sampel kecil sel akan diambil dan diuji di laboratorium jika tes kolposkopi butuh pemeriksaan lebih detail. Proses inilah yang disebut dengan biopsi.

Jika hasil biopsi menunjukkan hasil positif kanker, Anda harus menjalani beberapa tes lain, seperti tes panggul, tes rektal, sistoskopi, dan kolonoskopi. Serangkaian tes tersebut dilakukan untuk melihat perkembangan kanker terhadap organ lain.

Pada sebagian kasus, tahap perkembangan awal dan pendeteksian dini bisa menyembuhkan kanker serviks. Oleh sebab itu, wanita perlu melakukan deteksi awal kanker serviks untuk meminimalisir dampak yang lebih buruk.