Pilih Tukang Harian atau Borongan? Simak Kelebihan dan Kekurangannya Berikut Ini

ERA.id - Orang yang baru pertama kali akan membangun rumah biasanya bingung mau menggunakan jasa tukang harian atau borongan. Beberapa hal yang jadi pertimbangan adalah biaya, waktu, dan kualitas.

Terlepas dari kualitas individu tukangnya, tukang bangunan harian dan borongan punya sistem yang berbeda. Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Untuk menentukan jenis tukang yang dipilih, simak penjelasan berikut.

Perbedaan Tukang Harian dan Borongan

Tukang bangunan harian dibayar dengan sistem harian dan bekerja tanpa badan organisasi. Perbedaan utama dua jenis tukang ini adalah sistem pembayarannya.

Tukang harian dibayar dengan hitungan per hari kerja, sedangkan tukang borongan dibayar berdasarkan luas bangunan yang akan dibangun. Tukang harian punya tarif yang berbeda-beda, tergantung daerah, jenis pekerjaan, dan keahliannya. Tukang harian yang bisa mengoperasikan alat berat harganya lebih mahal daripada tukang biasa yang kemampuannya hanya menguruk tanah/membuat cor-coran.

Ilustrasi tukang bangunan mengecek hasil plester dinding (antaranews)

Sementara, biaya tukang bangunan borongan tidak didasarkan pada jumlah hari bekerja. Mereka dibayar berdasarkan luas bangunan yang akan dibangun. Tukang bangungan borongan terdiri atas dua jenis, yaitu borongan tenaga dan borongan lengkap.

Dalam tukang borongan tenaga, kontraktor pemborong menyediakan jasa borongan tukang saja, tanpa bahan bangunan. Sementara, dalam tukang borongan lengkap kontraktor pemborong turut menyediakan bahan bangunan yang dibutuhkan.

Biaya Tukang Harian dan Borongan

Seperti telah dijelaskan, biaya tukang harian bisa bervariasi. Namun, rata-rata mulai dari Rp150.000 hingga Rp220.000 per hari. Penghitungan total biaya tenaga bisa dilakukan rumus jumlah tukang dikali biaya dikali hari kerja.

Sebagai contoh, dalam renovasi total rumah berukuran 200 m2, Anda butuh 12 tukang untuk menyelesaikannya pekerjaan selama 6 bulan. Maka, berikut ini adalah biaya yang dibutuhkan. Asumsinya, biaya per tukang adalah Rp180.000 per hari.

Rp180.000 x 12 x 180 = Rp388.800.000

Lalu, bagaimana dengan tukang borongan? Kita akan membuat pengandaian dengan asumsi rata-rata harga borongan tukang bangunan (borongan tenaga) sekitar Rp1.500.000/m2.

Jadi, jika kita ingin merenovasi rumah ukuran 200 m2, berikut ini adalah biaya yang dibutuhkan.

Rp1.500.000 x 200 = Rp300.000.000

Dari perhitungan tersebut, biaya tukang bangunan harian lebih mahal dibandingkan tukang borongan. Secara umum, tukang harian juga lebih mahal dibandingkan tukang borongan.

Meski demikian, Anda juga perlu memperhatikan faktor yang lain, yaitu kualitas. Secara umum, tukang harian dianggap lebih detail dan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Tak hanya itu, tukang harian bisa dipilih berdasarkan keahlian.

Spesialisasi kerja atau kemampuan ini membuat kualitas bangunan yang dihasilkan tukang harian menjadi lebih baik. Sementara, tukang borongan bekerja dikejar waktu dan target. Akibatnya, hal ini berisiko pada kekurangrapian atau kualitas yang kurang baik.

Jadi, saat Anda akan memilih jenis tukang untuk mengerjakan rumah Anda, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Sinkronkan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Selain itu, Anda bisa melakukan diskusi dengan tukang tersebut agar bisa mendapatkan hasil terbaik.

Itulah beberapa informasi yang dibutuhkan saat bingung memilih tukang harian atau borongan. Untuk mendapatkan informasi lain, ikuti terus Era.id.