Hasil Pengusutan Penembakan DPR Harus Dibuka ke Publik

Jakarta, era.id - Anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding mendorong Polri mengusut penembakan di Gedung DPR RI. Dan enggak cuma mengusut, Karding juga minta hasil pengusutan dilaporkan terbuka kepada publik.

“Saya mendorong polisi agar profesional dalam mengusut ini semua dengan baik. Bukan hanya profesional tapi harus transparan karena ini sangat mengganggu kenyamanan san keamanan kita,” kata Karding kepada wartawan, Rabu (17/10/2018).

Bukan apa-apa, menurut Karding, penembakan yang terjadi pada Senin (15/10) telah mengganggu kenyamanan dan keamanan anggota DPR. “Kalau benar ini merupakan peluru nyasar, sama dengan kejadian kemarin, maka saya kira saya agak tenang."

"Tapi, kalau ini tindakan baru atau penembakan baru, tidak bareng dan tidak sama dengan kejadian itu, maka tentu kita harus sangat berhati-hati dan ini bisa jadi spekulasi kemana-mana."

Pernyataan ini disampaikan Karding dalam menanggapi peluru nyasar yang kembali ditemukan di ruang kerja anggota DPR bernomor 2003 milik Totok Daryanto (PAN) 2003, dan ruangan 1008 milik Vivi Sumantri Jayabaya (Demokrat).

Menurut keterangan sementara, penemuan peluru ini merupakan kejadian yang sama dengan peristiwa beberapa hari sebelumnya, di mana peluru nyasar menembus ruangan nomor 1313 milik Wenny Warouw (Gerindra) dan ruangan nomor 1601 milik Bambang Heri (Golkar) pada Senin (15/10).

Kejadian penemuan peluru hari ini baru diketahui karena baru ada pemeriksaan secara mendetail. Salah satu pegawai fraksi PAN yang enggan disebut namanya bilang, salah satu tenaga ahli Totok Daryanto sempat mendengar suara kaca pecah pada hari Senin.

Namun, saat dicek, dia enggak menemukan apa-apa. Kemudian, saat melakukan pengecekan hari ini, ia menemukan lubang di salah satu sudut kaca ruangan yang ia tempati. Dari situlah kemudian ia menyimpulkan, lubang kaca yang ada merupakan bekas peluru nyasar di hari Senin.

"Ketika itu staf Pak Totok denger ada suara kaca pecah, tapi pas dibuka jendelanya enggak apa-apa karena ada dua lapisan gorden dan bukanya cuma setengah, jadi enggak kelihatan. Awalnya dicek bawah gorden enggak ada apa-apa. Nah baru hari ini ketahuan kalau itu kaca pecah di pojok kanan atas kena peluru," kata pegawai fraksi PAN itu.