Kapan Mengajarkan Anak Toilet Training? Berikut Penjelasan dan Cara Mengajarkannya
ERA.id - Toilet training adalah salah satu tahap pembelajaran yang perlu dilalui oleh anak. Latihan menggunakan toilet tidak hanya soal cara buang tinja dan urine dengan benar dan baik, tetapi juga menanamkan nilai kebersihan pada anak.
Ada beberapa hal penting yang perlu dipahami oleh orang tua, salah satunya kapan mengajarkan anak toilet training. Dua hal yang jadi pertimbangan adalah usia anak dan tanda-tanda kesiapan anak.
Kapan Mengajarkan Anak Toilet Training?
Dilansir Mayo Clinic, umumnya anak sudah mulai bisa mengikuti toilet training saat berusia 1,5 tahun hingga 2 tahun. Anak biasanya sudah tertarik untuk memakai dan melepaskan pakaiannya sendiri saat berusia 15 bulan.
Ini bisa jadi salah satu tanda bahwa buah hati mulai ingin tahu cara menggunakan toilet. Saat anak berusia 18 tahun, dia masuk masa peka sebab lebih mudah mengontrol sistem saraf yang semakin berkembang.
"Kebanyakan anak telah memiliki kemampuan fisik dan ketertarikan mengontrol keinginan buang air kecil dan buang air besar. Jika diberikan kesempatan sebanyak mungkin untuk memakai pakaian dalam, bukan popok, mereka akan sadar dengan fungsi tubuhnya dengan lebih baik," terang Presiden Yayasan Montessori, Tim Seldin, dalam buku berjudul Membesarkan Anak Hebat dengan Metode Montessori.
Namun, Anda tidak boleh memaksa anak. Beberapa anak baru mulai pelatihan ini saat usianya 3 tahun. Mungkin anak masih butuh waktu untuk bisa buang air di toilet. Sebagai orang tua, Anda tak perlu terburu-buru mengajarkan kemampuan ini kepada anak.
Tanda Anak Siap Toilet Training
Ada tanda-tanda tertentu yang menunjukkan apakah anak sudah siap melakukan toilet training atau belum. Saat anak bisa memberikan sinyal atau tanda atau isyarat ingin buang air dan bisa menahannya hingga ke toilet, ini adalah salah satu tanda yang Anda cari. Selain itu, ada beberapa tanda lain yang menunjukkan anak siap toilet training, dilansir What to Expect.
- Anak tampak tertarik menggunakan toilet dan/atau celana dalam
- Anak sudah bisa berjalan dan duduk dengan baik
- Anak rewel dan tidak betah saat popoknya kotor (berisi urine dan/atau tinja)
- Anak punya jadwal buang air yang terprediksi
- Anak sudah bisa memahami dan mengikuti instruksi sederhana dari orang tua
- Anak mulai tampak mandiri dan bisa menyampaikan atau memberi isyarat soal rasa ingin buang air (bisa melalui ekspresi wajah, ucapan, atau isyarat lainnya).
Untuk membantu pemantaian tanda-tanda, Anda bisa mencatat jam-jam anak buang air kecil atau buang air besar. Saat toilet training dilakukan, Anda sudah bisa memperkirakan waktu yang tepat untuk mengajak anak pergi ke toilet.
Cara Mengajarkan Toilet Training pada Anak
1. Kenyamanan
Orang tua perlu membuat anak merasa nyaman di toilet. Salah satu hal yang penting dari hal ini adalah kebersihan dan kerapian. Sambil mengenalkan toilet dan cara penggunaannya, orang tua bisa menjelaskan bahwa si anak sudah besar dan sudah tidak bisa buang air kecil dan besar di popok. Buang air sudah harus dilakukan di toilet.
Kemudian, orang tua bisa memberikan contoh apa saja yang harus dilakukan saat anak akan buang air di toilet dan setelah selesai buang air. Orang tua bisa menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan diucapkan oleh anak, misalnya “pipis” untuk kencing dan “pup” untuk berak.
2. Celana dalam biasa
Orang tua bisa mengajak anak belanja celana dalam baru. Biarkan anak memilih motif yang dia suka. Dengan demikian, anak punya ketertarikan untuk menggunakan celana dalam biasa—tidak lagi popok.
Saat di rumah, biasakan anak untuk beraktivitas menggunakan celana dalam biasa tanpa popok. Orang tua perlu mengingatkan anaknya bahwa dia sudah tidak lagi pakai popok sehingga perlu bilang jika mau kencing atau berak.
Jika anak masih mengompol atau berak di celana, orang tua tidak perlu memarahinya. Orang tua bisa langsung membawanya ke toilet dan mengajarinya cara melepas celana. Setelah itu, beri nasihat yang halus agar anak memberi isyarat jika terasa mau kencing atau berak.
3. Contoh
Orang tua perlu mencontohkan cara menggunakan toilet dengan baik dan benar serta aman. Anak tentu bingung apa yang harus dilakukan saat masuk ke toilet jika tak diberi contoh dan dikasih tahu caranya.
Beberapa hal yang bisa dicontohkan dan diajarkan adalah cara jongkok atau duduk di toilet, cara membersihkan kemaluan dan dubur setelah kencing dan berak (biasanya pembersihan masih susah dilakukan sendiri), cara mengguyur kotoran dan urine yang benar dan baik, serta mencuci tangan dengan baik setelah membersihkan kelamuan dan dubur.
Jika anak masih susah dengan toilet jongkok, orang tua bisa mengenalkan anak dengan pispot khusus anak. Beri tahu juga bahwa penggunaan alat tersebut hanya sementara.
Itulah berbagai informasi mengenai kapan mengajarkan anak toilet training dan cara mengajarkannya. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus Era.id.