WHO: Gaza Butuh 94.000 Liter Bahan Bakar Sehari
ERA.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Gaza membutuhkan 94.000 liter bahan bakar dalam sehari. Kebutuhan itu diperlukan untuk tetap menjalankan fungsi penting di sejumlah rumah sakit di Gaza.
Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah pendudukan Palestina, mengatakan kesehatan ibu dan bayi memburuk seiring menipisnya pasokan bahan bakar untuk rumah sakit.
“Kesehatan ibu dan bayi baru lahir memburuk karena krisis bahan bakar akut yang membahayakan bayi, sehingga memperburuk status ketahanan pangan,” kata Peeperkorn, dikutip Anadolu, Jumat (27/10/2023).
Peeperkorn menambahkan bahwa kekurangan bahan bakar dan pasokan medis membahayakan 1.000 pasien yang memerlukan dialisis ginjal, 130 bayi prematur di inkubator, 2.000 pasien kanker, dan pasien di ICU, ventilator, dan menerima perawatan dengan bantuan mesin.
Menurut catatan, terdapat sekitar 50.000 wanita hamil di Gaza, ia mengatakan dalam kondisi seperti ini, rata-rata terjadi 183 kelahiran per hari.
Sedikitnya diperlukan 94.000 liter bahan bakar dibutuhkan setiap hari untuk menjaga fungsi-fungsi penting tetap berjalan di 12 rumah sakit besar di Gaza. Akan tetapi karena adanya pembatasan dari Israel, 95 persen pasien tidak dapat mengakses layanan kesehatan khusus di luar Gaza setiap hari.
Perwakilan tersebut mengatakan bahwa 64 persen klinik layanan kesehatan primer sudah tidak berfungsi dan 64 persen klinik layanan kesehatan primer yang dijalankan oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina telah ditutup.
Peeperkorn mengatakan sudah ada 75 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan 16 petugas kesehatan yang bertugas dan melukai 30 lainnya.
Dia mendesak adanya pasokan bahan bakar, makanan, air, dan pasokan medis yang berkelanjutan ke Gaza, menggarisbawahi perlunya jalur yang aman untuk pasokan di Gaza, dan gencatan senjata kemanusiaan.
Selain itu, dia juga menyerukan pembatalan perintah evakuasi Israel bagi warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka di Gaza utara dan pindah ke selatan.
Konflik di Gaza dimulai ketika kelompok Palestina Hamas memulai “Operasi Badai Al-Aqsa” sebuah serangan mendadak multi-cabang pada 7 Oktober yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan pemboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Hampir 8.500 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 7.028 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.