Konvoi 33 Truk Bantuan Masuk Gaza Lewat Rafah, OCHA: Pengiriman Terbesar
ERA.id - Sebanyak 33 truk bantuan kemanusiaan kembali memasuki Gaza pada Minggu (29/10/2023) waktu setempat. Konvoi bantuan itu menjadi yang terbesar ke wilayah Palestina sejak Israel melakukan blokade.
Organisasi Kemanusiaan PBB OCHA mengatakan 33 truk yang membawa air, makanan, dan pasokan medis berhasil memasuki wilayah Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir. OCHA mengatakan bantuan ini merupakan yang terbesar sejak 21 Oktober.
"Ini adalah pengiriman bantuan kemanusiaan terbesar sejak 21 Oktober, ketika pengiriman terbatas dilanjutkan,” kata OCHA, dikutip Al Arabiya, Senin (30/10/2023).
Sejauh ini dikatakan bahwa hanya 117 truk yang berhasil memasuki wilayah Gaza melalui penyebrangan tersebut sejak pengiriman terbatas dilakukan Israel. Bantuan itu dikirimkan ke Palestina yang memiliki jumlah penduduk kurang lebih 2,4 juta orang yang terkepung pemboman Israel tiada henti.
Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 8.000 orang, dan sebagian besar adalah anak-anak. Ribuan bangunan dilaporkan hancur dan rata dengan tanah serta lebih dari separuh penduduk Palestina mengungsi.
Seorang pejabat pemerintah AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan pada hari Minggu bahwa Israel berkomitmen untuk mengizinkan 100 truk bantuan masuk ke Gaza setiap hari, jumlah yang menurut PBB diperlukan untuk memenuhi kebutuhan paling mendasar.
OCHA menyambut baik pengiriman bantuan terbaru ini, namun menekankan bahwa “volume bantuan yang jauh lebih besar diperlukan secara teratur untuk mencegah memburuknya situasi kemanusiaan yang mengerikan, termasuk kerusuhan sipil”.
“Secara khusus, pasokan bahan bakar untuk mengoperasikan peralatan medis serta fasilitas air dan sanitasi sangat dibutuhkan," tegas OCHA.
Dari 117 truk yang diizinkan masuk sejauh ini, disebutkan 70 truk membawa perbekalan medis dan 60 di antaranya membawa makanan dan nutrisi. Sementara truk yang membawa pasokan air bersih hanya berjumlah 13 truk.
Israel telah memblokir semua pengiriman bahan bakar, dengan mengatakan bahan bakar tersebut akan dieksploitasi oleh Hamas untuk memproduksi senjata dan bahan peledak.
Israel memberlakukan pengepungan dan melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran sebagai pembalasan atas serangan kelompok militan Hamas melintasi perbatasan pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.400 orang. Para militan dilaporkan menyandera 230 orang.