Imbas Serangan Brutal di Gaza, Bolivia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

ERA.id - Pemerintah Bolivia mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel menyusul serangkaian serangan di Jalur Gaza.

Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia, Freddy Mamani, mengatakan pemerintah Bolivia memutuskan untuk tidak menjalin hubungan diplomatik apapun dengan Israel. Hal ini sebagai penolakan sekaligus kecaman atas serangan militer Israel secara terus-menerus.

"Bolivia memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani, dikutip Reuters, Rabu (1/11/2023).

Selain Bolivia, Chile dan Kolombia juga memanggil duta besar mereka di negara Timur Tengah untuk melakukan konsultasi. Ketiga negara Amerika Serikat tersebut mengecam serangan Israel di gaza dan mengtuk kematian warga Palestina.

Ketiga negara tersebut juga menyerukan gencatan senjata, dengan Bolivia dan Chile mendorong masuknya bantuan kemanusiaan ke zona tersebut dan menuduh Israel melanggar hukum internasional.

Presiden Kolombia Gustavo Petro menyebut serangan itu sebagai "pembantaian rakyat Palestina" dalam sebuah postingan di jaringan media sosial X.

Negara-negara Amerika Latin lainnya, seperti Meksiko dan Brazil, juga menyerukan gencatan senjata.

“Apa yang kita lihat sekarang adalah kegilaan perdana menteri Israel yang ingin melenyapkan Jalur Gaza,” kata Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva.

Bolivia adalah salah satu negara pertama yang secara aktif memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena perang di Gaza, sebagai pembalasan atas serangan tanggal 7 Oktober di Israel selatan oleh militan Hamas Palestina yang menurut Israel menewaskan 1.400 orang, termasuk anak-anak, dan menyandera 240 orang.

Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2009 di bawah pemerintahan Presiden sayap kiri Evo Morales, juga sebagai protes terhadap tindakan Israel di Gaza.

Pada tahun 2020, pemerintahan Presiden sementara sayap kanan Jeanine Anez membangun kembali hubungan diplomaik dengan Bolivia.

“Kami menolak kejahatan perang yang dilakukan di Gaza. Kami mendukung inisiatif internasional untuk menjamin bantuan kemanusiaan, sesuai dengan hukum internasional,” kata Presiden Bolivia Arce.

Sejauh ini otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa 8.525 orang, termasuk 3.542 anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Para pejabat PBB mengatakan lebih dari 1,4 juta penduduk sipil Gaza atau sekitar 2,3 juta jiwa telah kehilangan tempat tinggal.

Militer Israel menuduh Hamas yang didukung Iran, yang menguasai wilayah pesisir yang sempit, menggunakan bangunan sipil sebagai perlindungan bagi para pejuang, komandan dan persenjataan, tuduhan yang dibantah oleh Hamas.