Terbesar dalam Sejarah AS, Ribuan Warga Unjuk Rasa di Depan Gedung Putih Dukung Pembebasan Palestina
ERA.id - Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di ibu kota Amerika Serikat (AS) untuk memprotes operasi militer Israel di Jalur Gaza dan dukungan AS terhadap Israel, Minggu (5/11/2023).
Unjuk rasa berjudul "Pawai Nasional di Washington Bebaskan Palestina" dimulai pada pukul 14.00 waktu setempat. Pihak penyelenggara memperkirakan total 30.000 orang akan ambil bagian dalam unjuk rasa pro-Palestina, tetapi yang datang jauh melebihi ekspektasi mereka.
Selama rapat umum, Brian Becker, Koordinator Nasional Koalisi ANSWER mengatakan kepada Sputnik bahwa lebih dari 100.000 orang berpartisipasi dalam protes tersebut.
“Ya, ada lebih dari 100.000 orang, kami tidak tahu jumlah pastinya. Ini adalah demonstrasi terbesar untuk mendukung hak-hak Palestina dalam sejarah Amerika Serikat,” kata Becker.
Para peserta mencakup perwakilan dari puluhan kelompok aktivis AS, termasuk Voice For Peace Yahudi yang terkenal, Koalisi ANSWER dan Code Pink, serta penduduk biasa di wilayah tersebut dan negara bagian AS lainnya. Banyak di antara mereka yang datang membawa bendera dan mengenakan pakaian bertema Palestina.
Berbagai media internasional meliput protes tersebut. Banyak peserta yang membawa bendera negaranya sendiri yang juga menentang kejadian terkini di Gaza, termasuk Turki, Tunisia dan Mesir.
Unjuk rasa ini berlangsung di jalan-jalan sekitar Gedung Putih selama beberapa jam.
Pada tanggal 7 Oktober, kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran yang mengejutkan terhadap Israel dari Jalur Gaza. Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan dan memerintahkan blokade total terhadap Jalur Gaza, rumah bagi lebih dari 2 juta orang, memutus pasokan air, makanan, dan bahan bakar.
Pada tanggal 27 Oktober, Israel melancarkan serangan darat skala besar di Jalur Gaza untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan sandera.
Meningkatnya konflik telah mengakibatkan kematian sekitar 1.500 orang di Israel dan lebih dari 9.000 warga Palestina di Jalur Gaza, dan meningkatkan risiko konflik regional yang lebih luas dengan keterlibatan Iran atau kelompok militan Lebanon Hizbullah dalam konflik tersebut.