Gagaskan Senjata Nuklir Serang ke Gaza, Netanyahu Pecat Menteri Warisan Budaya Israel
ERA.id - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memecat Menteri Warisan Budaya Israel, Amichai Eliyahu setelah menyerukan serangan nuklir ke Jalur Gaza. Ucapan itu menuai kecaman dari banyak negara, terutama Liga Negara-negara Arab.
Kantor Netanyahu merilis pernyataan resmi setelah pernyataan Eliyahu menuai kecaman dari seluruh dunia Arab. Pernyataannya juga menimbulkan skandal bagi lembaga penyiaran arus utama Israel dan dianggap "tidak menyenangkan" oleh seorang pejabat AS.
"Pernyataan Eliyahu tidak didasarkan pada kenyataan. Israel dan IDF (militer) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami," kata kantor Netanyahu, dikutip Reuters, Senin (6/11/2023).
Di sisi lain, Liga Negara-negara Arab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ucapan Eliyahu rasis dan secara tidak langsung mengakui Israel memiliki senjata nuklir.
"Pernyataan rasis Menteri Israel Eliyahu sangat mengungkap. Dia tidak hanya mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir, tetapi dia juga menegaskan realitas pandangan rasis Israel yang menjijikkan terhadap rakyat Palestina," kata pernyataan Liga Negara Arab.
Selain itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga turut mengomentari pernyataan Eliyahu. Blinken mengatakan ucapan Eliyahu tidak mewakili pemerintah.
“Jelas itu adalah pernyataan yang tidak menyenangkan dan perdana menteri dengan jelas menyatakan bahwa dia (Eliyahu) tidak berbicara atas nama pemerintah,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
Sebelumnya, Menteri Warisan Budaya Israel Amichai Eliyahu mengeluarkan pernyataan tentang konflik Israel dan Hamas yang masih terus berlanjut. Dalam pernyataan di sebuah media sosial, Eliyahu dengan tegas menyebut serangan nuklir sebagai satu-satunya cara untuk mengalahkan Hamas.
"Jelas bagi siapa pun yang berakal sehat bahwa pernyataan nuklir itu hanya metaforis. Respon yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme jelas diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan para pendukungnya bahwa terorisme tidak ada gunanya," tulisnya.
Dalam wawancara radio Kol Barama yang dilakukan Eliyahu, tercatat bahwa menghancurkan Gaza akan membahayakan sekitar 240 sandera, di antaranya warga asing dan juga warga Israel yang ditahan sejak Hamas memicu perang dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang.