Anwar Usman: Saya Pantang Mundur!

ERA.id - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman memberi sinyal tak akan mundur dari MK, meskipun dikenakan sanksi dicopot dari jabatannya.

Dia menegaskan, kasus yang menimpanya saat ini merupakan sebuah fitnah yang keji sepanjang karirnya sebagai penegak hukum.

"Saat ini, harkat, derajat, martabat saya sebagai hakim karir selama hampir 40 tahun, dilumatkan oleh fitnah yang keji," kata Anwar dalam konferensi pers di Gedung MK, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2023).

Meski difitnah dengan keji, Anwar menegaskan tidak akan mundur, terlebih dalam menegakan hukum dan keadilan di Indonesia.

"Tetapi saya tidak pernah berkecil hati dan pantang mundur, dalam menegakkan hukum dan keadilan dinegara tercinta," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua MKMK Jimly Assidiqie mengatakan, pihaknya memutuskann bahwa Anwar Usman terbukti melakukan pelanggaran berat kode etik hakim konstitusi.

"Hakim terlapor terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim konstitusi," ujar Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (7/11).

Atas putusan tersebut, MKMK juga mengenakan sanksi kepada Anwar Usman berupa pemberhentian dari jabatannya sebagai ketua MK.

"Menjatuhkan sanksi pemberhentian dari jabatan ketua mahkamah konstitusi kepada hakim terlapor," tegas Jimly.

Selain diberhentikan dari jabatannya, MKMK juga melarang Anwar menangani perkara-perkara terkait sengketa pemilihan umum (pemilu), termasuk kepala daerah.

Ipar Presiden Joko Widodo itu juga menyinggung fintah terhadap MK, yang belakangan disebut sebagai Mahkamah Keluarga. Dia mendoakan agar mereka yang menyebarkan fitnah diberi ampunan.

"Bahkan ada yang tega mengatakan MK sebagai Mahkamah Keluarga, Masyaallah mudah-mudahan diampuni oleh Allah," ucap Anwar.

Begitu juga dengan pihak-pihak yang memfitnahnya dan keluarga besarnya. Dia meyakini skenario dari Tuhan lebih indah daripada rancangan manusia.

"Saya tetap yakin, bahwa sebaik-baik skenario manusia, untuk membunuh karakter saya, karir saya, harkat dan derajat serta martabat saya dan keluarga saya, tentu tidak akan lebih baik dan indah, dibandingkan skenario Allah, Tuhan Yang Maha Esa," kata Anwar.