G7 Sepakat Israel-Hamas Harus Jeda Kemanusiaan, Desak Pembebasan Sandera dan Fasilitas Kebutuhan Bagi Warga Sipil
ERA.id - Perdana Menteri dari Negara-negara kelompok G7 sepakat untuk 'jeda kemanusiaan' atas konflik Israel-Hamas. G7 juga mendukung pembebasan sandera tanpa menyerukan gencatan senjata.
Selama pertemuan di Tokyo, Jepang, Perdana Menteri dari G7 mendukung penuh seruan jeda kemanusiaan atas konflik Israel-Hamas yang sudah berjalan selama sebulan. Negara G7 mendesak agar bentuan kemanusiaan bisa diterima oleh warga Palestina sekaligus menyerukan pembebasan sandera.
"Kami menekankan perlunya tindakan segera untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Kami mendukung jeda dan koridor kemanusiaan untuk memfasilitasi bantuan yang sangat dibutuhkan, pergerakan sipil, dan pembebasan sandera,” kata pernyataan tersebut, dikutip AFP, Kamis (9/11/2023).
Para menteri juga “menekankan hak Israel untuk membela diri dan rakyatnya sesuai dengan hukum internasional dalam upayanya mencegah terulangnya kembali” serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Selain itu, G7 juga memperingati Iran untuk tidak ikut campur dan membela Hamas melakukan serangan ke Israel. Hal ini dinilai dapat mengganggu stabilitar Timur Tengah, termasuk dukungan Hizbullah Lebanon serta negara lain yang bisa membawa pengaruh besar.
"Kami menyerukan Iran untuk menahan diri dari memberikan dukungan kepada Hamas dan mengambil tindakan lebih lanjut yang mengganggu stabilitas Timur Tengah, termasuk dukungan untuk Hizbullah Lebanon dan aktor non-negara lainnya, dan menggunakan pengaruhnya terhadap kelompok-kelompok tersebut untuk mengurangi ketegangan regional," tegasnya.
Militer Israel tanpa henti membombardir Gaza sejak 7 Oktober, ketika militan Hamas melancarkan serangan yang menyebabkan 1.400 orang tewas di Israel, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut pihak berwenang Israel.
Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa, mengatakan bahwa ia yakin pernyataan G7 untuk menyerukan jeda kemanusiaan sangat penting untuk saat ini. Hal ini mengacu pada tanggung jawab G7 kepada komunitas internasional.
"Saya yakin adalah penting bagi G7 untuk mengeluarkan pesan bersama sebagai sebuah pernyataan mengenai jeda kemanusiaan dalam rangka tanggung jawab G7 bagi komunitas internasional," kata Yoko Kamikawa.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 10.300 orang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin bahwa tidak akan ada bahan bakar yang dikirim ke Gaza dan tidak ada gencatan senjata kecuali lebih dari 240 sandera yang ditangkap oleh Hamas dibebaskan.
Dia juga mengatakan Israel akan mengambil alih “keamanan keseluruhan” di Gaza setelah perang berakhir, sambil mengizinkan kemungkinan “jeda taktis” sebelum membebaskan tawanan dan mengirimkan bantuan ke wilayah yang terkepung.
Namun tindakan Israel itu ditentang oleh Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menekankan tidak akan ada kependudukan jangka panjang baru di Gaza oleh Israel setelah konflik berakhir.
"Tidak adanya pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza, tidak sekarang, tidak setelah perang; tidak ada penggunaan Gaza sebagai platform untuk terorisme atau serangan kekerasan lainnya; tidak ada pendudukan kembali di Gaza setelah konflik berakhir,” ujar Blinken.
Diketahui anggota G7 meliputi Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Jerman, Italia, Inggris dan Kanada.