Negara Arab Minta Gencatan Senjata Diperpanjang, Desak Pasokan Bantuan Tak Boleh Bergantung Pembebasan Sandera

ERA.id - Negara-negara Arab mengatakan gencatan senjata Israel-Hamas harus diperpanjang, dan bantuan ditingkatkan. Negara-negara Arab juga meminta bantuan kemanusiaan tidak boleh terhenti karena mengacu pada pembebasan sandera.

Para menteri luar negeri negara-negara Arab menyambut baik kesepakatan gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok militan Gaza Hamas. Namun gencatan senjata tersebut harus diperpanjang dan menjadi langkah pertama menuju penghentian penuh permusuhan.

Menteri luar negeri Arab Saudi, Mesir dan Yordania mengatakan pada konferensi pers di London bahwa perjanjian tersebut, yang mencakup pembebasan sandera dan peningkatan bantuan ke Jalur Gaza yang hancur, pada akhirnya juga harus mengarah pada dimulainya kembali pembicaraan mengenai solusi dua negara.

Berdasarkan perjanjian gencatan senjata sementara yang dicapai pada Rabu, Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan pertempuran selama empat hari untuk memungkinkan pembebasan 50 sandera yang ditahan di Gaza sebagai ganti 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong tersebut.

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan bantuan kemanusiaan harus dipertahankan dan diperluas, dan bantuan tersebut tidak boleh bergantung pada pembebasan sandera lebih lanjut.

“Akses kemanusiaan apa pun yang meningkat akibat kesepakatan penyanderaan ini harus tetap ada dan harus dibangun,” kata Faisal, dikutip Reuters, Rabu (22/11/2023).

“Tidak boleh ada pengurangan akses berdasarkan kemajuan dalam pembebasan sandera lebih lanjut. Menghukum penduduk sipil Gaza karena menahan sandera sama sekali tidak dapat diterima," sambungnya.

Konflik dimulai pada 7 Oktober ketika orang-orang bersenjata Hamas dan militan lainnya menyerbu melintasi perbatasan menuju Israel, menewaskan 1.200 warga sipil dan tentara Israel, dan menyandera sekitar 240 orang.

Israel merespons dengan pemboman besar-besaran dan kemudian invasi ke Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina, termasuk sedikitnya 5.600 anak-anak, menurut pemerintah Gaza yang dikelola Hamas.

Para menteri luar negeri Arab memimpin kelompok kontak yang terdiri dari negara-negara mayoritas Muslim yang melobi sekutu utama Israel dan Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri perang Gaza dan bergerak menuju solusi permanen konflik Israel-Palestina.