Penyebab Utama Kebutaan di Indonesia yang Perlu Diketahui
ERA.id - Katarak dikatakan sebagai penyebab utama kebutaan di Indonesia sekitar 70-80%. Adapun penyebab utama gangguan penglihatan yaitu kelainan refraksi sekitar 10-15%.
Survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang dijalankan oleh Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI) dan Badan Litbangkes, pada tahun 2014–2016 di 15 provinsi pada penduduk di atas usia 50 tahun memperlihatkan prevalensi kebutaan sebesar 3%.
Dari sejumlah 15 provinsi tersebut sudah mencakup 65% orang Indonesia. Sementara untuk sekali survey diperlukan dana senilai 15 juta.
Sedangkan untuk povinsi yang tidak menjadi lokasi survey, maka survey merujuk ke provinsi terdekat yang dilakukan survey. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi demografinya yang hampir menyerupai.
Usia Lanjut Menjadi Faktor Utama
Penyakit katarak disebabkan karena usia lanjut salah satunya. Usia lanjut akan berdampak pada peningkatan gangguan penglihatan secara langsung, yaitu katarak dan secara tidak langsung yakni retiniopati diabetikum.
Selain itu, Kelainan refraksi menjadi penyebab utama gangguan penglihatan yang saat ini terjadi pada kebanyakan anak-anak. Kondisi tersebut dapat memberikan pengaruh signifikan pada kecerdasan siswa dan proses penerimaan informasi dalam kegiatan belajar. Deteksi dini atau skrining gangguan refraksi pada anak, khususnya anak sekolah dasar tentunya menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Gangguan penglihatan dan kebutaan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang harus diatasi dengan sungguh-sungguh oleh Pemerintah dan masyarakat. Selain itu, gangguan penglihatan dan kebutaan juga dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup dan produktivitas masyarakat Indonesia.
Secara global, Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah India dan China, dengan jumlah gangguan penglihatan yang tertinggi. Pada tahun 2020, jumlah kebutaan di Indonesia diperkirakan mencapai 3,7 juta jiwa. Tiga penyakit utama yang mengakibatkan kebutaan di Indonesia antara lain katarak, kelainan refraksi mata akibat perubahan bentuk kornea dan penuaan lensa mata, serta glaukoma atau kerusakan saraf optik mata karena tekanan bola mata tinggi.
Banyak Masyarakat yang Takut Dioperasi
Penduduk Indonesia yang menderita katarak rata-rata 15 tahun lebih awal daripada orang-orang yang tinggal di negara-negara maju. Penyakit ini pada dasarnya dapat diatasi dengan operasi. Namun, masih banyak masyarakat yang khawatir untuk dioperasi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementrian Kesehatan RI, Dr.Eva Susanti mengatakan, kerugian negara yang dikarenakan gangguan penglihatan mencapai 84,7 triliun per tahun.
"Kerugian itu akibat biaya pengobatan, hilangnya produktivitas individu yang terdampak, serta hilangnya produktivitas anggota keluarga atau pendampingnya," jelasnya dalam acara media edukasi Inovasi untuk Mencegah Hilangnya Penglihatan di Jakarta (2/11/2023).
Ia menyebutkan, angka gangguan penglihatan diperkirakan akan meningkat hingga 55 persen pada 30 tahun mendatang seiring dengan peningkatan usia harapan hidup.
"Prevalensi penyakit degeneratif yang bisa menyebabkan kebutaan seperti katarak dan degenerasi makula (AMD) akan meningkat pada orang di atas usia 50 tahun," jelasnya.
Selain itu, angka penyandang diabetes melitus juga menjadi pemicu angka kebutaan paling tinggi karena komplikasi penyakit ini berpotensi mengenai saraf mata.
Demikianlah ulasan tentang penyebab utama kebutaan di indonesia yang dapat diketahui.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…