Berbagai Risiko Kesehatan Gonta-ganti Pasangan Seksual
ERA.id - Siskaeee kembali jadi perbincangan. Dalam obrolan santai dengan Nikita Mirzani di kanal YouTube Nexera Entertainment, dia mengaku pernah berhubungan intim dengan 216 laki-laki, termasuk selebritas.
Pengakuan Siskaeee cukup mengejutkan warganet. Selain jumlah yang fantastis, warganet penasaran dengan risiko kesehatan gonta-ganti pasangan.
Risiko Kesehatan Gonta-ganti Pasangan
Dikutip dari AI Care, kebiasaan gonta-ganti pasangan seksual tanpa pengaman adalah perilaku seks berisiko. Ini merupakan gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko penyakit menular seksual, beberapa jenis kanker, dan memicu depresi.
1. Risiko penyakit menular seksual
Berhubungan seksual dengan beberapa pasangan yang berbeda tanpa menggunakan alat pengaman bisa meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual. Risikonya semakin besar sejalan dengan semakin seringnya Anda berganti pasangan seksual.
Ada cukup banyak penyakit menular seksual yang bisa dialami, seperit sifilis, herpes genital, gonore, HIV/AIDS, infeksi jamur chlamydia, dan lain sebagainya. Orang sering tidak sadar terhadap gejala awal penyakit menular seksual sehingga dia rawan menularkan penyakit tersebut ke orang lain.
Nantinya, penyakit menular seksual bisa menurunkan kualitas hidup jika tak ditangani dengan segera dan tepat. Infeksi akibat penyakit menular seksual juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain lain. Hal ini semakin mengganggu kesehatan tubuh secara umum.
2. Risiko kanker
Kebiasaan gonta-ganti pasangan seksual meningkatkan risiko beberapa penyakit kanker. Seks bebas dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus HPV yang kemudian meningkatkan risiko kanker mulut, kanker serviks, kanker anal, kanker penis, dan kanker prostat.
Dilansir Harvard Health, orang yang berganti-ganti pasangan seks berisiko 70—91% terkena kanker, dibandingkan kelompok orang yang hanya berhubungan seks dengan satu orang.
Penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan gonta-ganti pasangan seksual dengan risiko kanker masih butuh dilakukan. Namun, para peneliti menyarankan agar kebiasaan gonta-ganti pasangan seksual dihentikan demi mengurangi risiko kanker. Selain itu, disarankan pula untuk menerapkan gaya hidup sehat.
3. Memicu penggunaan narkoba
Dilansir Medical News Today, kebiasaan gonta-ganti pasangan seksual bisa memicu perilaku buruk yang lain, misalnya penggunaan narkoba. Berdasarkan penelitian, orang yang gonta-ganti pasangan seksual lebih mudah mengalami ketergantungan narkotika dan zat terlarang.
4. Risiko depresi dan kekerasan fisik
Kebiasaan gonta-ganti pasangan seksual juga meningkatkan risiko mengalami kekerasan fisik dalam hubungan. Kebiasaan ini juga meningkatkan risiko munculnya gejala depresi.
Menjalankan gaya hidup gonta-ganti pasangan seksual, apalagi tanpa kondom, meningkatkan berbagai risiko gangguan kesehatan. Disarankan untuk menjalani hubungan secara setia dengan satu pasangan agar tidak terjadi efek buruk yang tidak diinginkan. Untuk mendapatkan info menarik lainnya, ikuti terus Era.id.