Massa GRANATI Tebar Ancaman Saat Demo Tolak Konser Coldplay di Mabes Polri

ERA.id - Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Anti LGBT (GRANATI) LGBT datang ke Mabes Polri untuk menolak konser grup band Coldplay, pada Jumat (10/10/2023).

Mereka awalnya berkumpul di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, usai salat Jumat. Dalam aksinya massa membawa satu mobil komando.

Setelah itu, massa menuju mabes Polri dengan berjalan dan beberapa di antaranya pergi memakai kendaraannya.

Saat tiba, mereka menyampaikan jika Coldplay mendukung LGBT. Massa GRANATI ini meminta agar konser grup band asal Inggris itu tidak digelar di Indonesia.

"Kalau Coldplay tetap melaksanakan konsernya di Gelora Bung Karno Kamis depan tanggal 15 November, kita siap aksi lagi? Siap aksi dengan lebih besar?" ucap orator dari atas mobil komando, Jumat (10/10/2023).

Kemudian, orator menyampaikan jika GRANATI telah mengirimkan laporan ke Polri.

Setelah itu, mereka semua bubar dan pergi menuju Kedubes Inggris di kawasan Jakarta Pusat, untuk kembali melakukan aksi serupa.

Sebelumnya, sejumlah orang yang tergabung dalam GRANATI menolak keberadaan Coldplay dan mengancam akan mengepung para personel hingga official grup band tersebut bila tetap menggelar konser di Indonesia.

Jubir GRANATI, Novel Bamukmin menyampaikan pihaknya menolak konser Coldplay karena band tersebut mendukung LGBT.

GRANATI sudah menyuarakan penolakan konser ini ke Mabes Polri, Menkopolhukam, Mahfud MD, Menparekraf, Sandiaga Uno, dan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

"Dan kalau memang tidak ada jawaban yang jelas, maka kita akan sambungkan tanggal 15 hari H-nya, bisa kemungkinan kita kepung GBK atau sebelumnya kita kepung bandara atau bisa hotelnya. Kita serahkan kepada masyarakat, bagaimana mereka menyikapi secara langsung yang kalau tidak ada tindakan dari institusi-institusi terkait saat ini," kata Novel di rumah dinas LaNyalla di kawasan Kuningan, Jaksel, Kamis (9/11).

Novel menegaskan pihaknya tidak anti musik dan konser. Penolakan ini menurutnya adalah perjuangan agar LGBT tidak masuk ke Indonesia.