Masinton Pasaribu: Enggak Mau Drama tapi Lu "Nyutradarain", Sok Santun
ERA.id - Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyindir pihak yang menggulirkan narasi drama politik padahal pihak tersebut lah yang menyutradarinya. Namun dia tak gamblang menyebut siapa pihak yang dimaksud.
Hal itu disampaikan dalam acara diskusi yang di gelar di Media Center DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/11/2023).
"Drama ini, sudahlah ini pemain drama semua, pak. Enggak mau drama, tapi lu nyutradarain," kata Masinton.
Dia pun meminta pihak tersebut menyudahi narasi drama tersebut. Sebab, rakyat saat ini sudah paham apa yang terhadi di tahun politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Anggota Komisi XI DPR RI itu menegaskan, seorang pemimpin itu harus senada antara kata dan perbuatan. Jangan hanya terlihat santun tapi aslinya manipulatif.
"Sudah lah, jangan pura-pura lagi drama-drama, sok santun, manipulatif. Pemimpin itu satunya kata dan perbuatan," katanya.
"Berlagak ini seakan-akan kaya mau didzalimi. Sudah lah, rakyat sudah pada tahu," imbuh Masinton.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh pihak untuk menghentikan narasi drama politik. Karena hanya akan semakin memperlihatkan kemunafikan yang ada.
"Kita harus akhiri kemunafikan ini, kepura-puraan ini," kata Masinton.
Narasi drama politik pertama kali dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Partai Golkar pada Senin (6/11).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyinggung bahwa tahun politik jelang Pemilu 2024 belakangan banyak diwarnai drama dan terlihat seperti sebuah tayangan sinetron.
"Saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. Sinetron yang kita lihat," kata Jokowi yang disambut tawa para kader Partai Golkar.
Menurutnya, pesta demokrasi seharusnya diisi oleh adu gagasan dan ide. Namun yang terjadi justru pertarungan perasaan.
Sambil tersenyum, dia mengatakan jika pesta demokrasi diisi dengan pertarungan perasaan hanya akan membuat repot rakyat.
"Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," kata Jokowi.
"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita," imbuhnya.