Alasan Dilarang Tidur saat Pesawat Take Off atau Landing, Ternyata Begini

ERA.id - Sebagian besar dari kita tentunya pernah menggunakan transportasi pesawat untuk bepergian. Terlebih jika tujuan kita menempuh jarak yang sangat jauh. Namun, tahukah Anda, ada beberapa peraturan yang harus kita patuhi saat menjadi penumpang. Salah satunya yaitu tidur saat pesawat take off atau landing. Lantas, apa alasan dilarang tidur saat pesawat take off atau landing? Simak penjelasannya di bawah ini.

Alasan Dilarang Tidur saat Pesawat Take Off atau Landing

Ketika Anda menjadi penumpang di dalam pesawat, tak sedikit yang memilih untuk mengisi waktu dengan tidur. Bagi Anda yang memiliki aktivitas super padat, tidur sejenak di pesawat tentunya menjadi salah satu kesempatan yang sangat bagus untuk beristirahat. Selain beristirahat, Anda juga dapat menghilangkan kejenuhan selama penerbangan berlangsung.

Jika Anda termasuk penumpang yang sering tidur di pesawat, sebaiknya, tahan dulu saat pesawat Anda masih take off atau lepas landas dan segeralah bangun saat sudah menjelang landing atau mendarat.

Melansir dari laman Travel and Leisure, tidur pada waktu tersebut ternyata sangat berisiko dan  membahayakan pendengaran Anda. Hal itu dikarenakan tekanan udara yang berubah cepat dalam kabin pesawat karena adanya perubahan altitude yang dramatis. Berikut beberapa risiko yang berpotensi terjadi jika Anda tidur pada waktu-waktu tersebut:

Kelelahan berlebih saat bangun tidur

Tidur di pesawat tentunya menjadi pilihan agar Anda tidak terlalu merasakan penerbangan yang menempuh waktu lumayan lama. Meskipun tentu saja hal ini menjadi preferensi bagi setiap orang.

Namun, terkadang tidur berlebihan di pesawat juga tidak direkomendasikan, sebab dapat menimbulkan kelelahan. Rasa lelah tersebut akan membuat Anda tidak nyaman ketika mendarat nanti.

Berbahaya untuk pendengaran

"Perubahan cepat pada altitude memberikan efek pada tekanan udara di telinga. Hal ini dapat menyebabkan kekosongan pada pembuluh Eustachian yang berisiko membuat telinga buntu dan suara di sekitarnya terdengar kecil," demikian ahli farmasi asal Inggris, Angela Chalmers, menjelaskan.

Pada saat seperti itu, Anda disarankan untuk tetap tenang. Sebab, organ pendengaran Anda akan memberikan respons secara alami dengan membuka pembuluh Eustachian untuk mengembalikan keseimbangan tekanan udara.  Namun, ketika Anda tertidur, respons alami ini tidak begitu berfungsi. Hal tersebut dapat membuat Anda mudah pusing, infeksi telinga, gendang telinga rusak, kehilangan pendengaran, hingga mimisan.

Berusaha tetap terjaga

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan agar efek kebuntuan di telinga bisa dihindari saat take off maupun landing. Adapun secara teknis, Anda bisa menguap dan sering-sering minum air, menelan ludah, dan juga mengunyah permen.

Tentunya sekarang Anda tak heran lagi jika para pramugari sering menawarkan permen untuk dikonsumsi sebelum pesawat lepas landas. Untuk membuka pembuluh Eustachian, Anda juga bisa bernapas sambil mencubit hidung.

Anda juga harus tetap terjaga saat take off dan landing, sebab hal ini juga merupakan durasi paling berisiko dalam perjalanan pesawat yang sering disebut dengan Critical Eleven.

Anda dapat mengalihkan rasa kantuk dengan banyak hal, misalnya membaca majalah pesawat atau mendengarkan musik kesukaan. Anda juga bisa berkomunikasi dengan penumpang lain yang duduk di sebelah Anda. Ketika pesawat sudah mengudara, barulah Anda bisa tidur dengan tenang hingga sebelum pesawat mendarat.

Demikianlah penjelasan tentang alasan dilarang tidur saat pesawat take off atau landing. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang hendak bepergian dengan pesawat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…