Narasi 'Gemoy' Tuai Kritikan, TKN Prabowo-Gibran: Aspirasi Warga Masa Mau Dibungkam
ERA.id - Narasi 'gemoy' yang melekat dengan sosok Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto menuai kritik. Salah satuny dari PKS yang menilai gimmick 'gemoy' merupakan hal yang tak sehat.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Tim Kapanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (KIM), Nusron Wahid menegaskan bahwa narasi 'gemoy' merupakan aspirasi dari masyarakat. Sehingga tak mungkin dibungkam.
"Ya namanya orang ini kan muncul dari organik, muncul dari masyarakat istilah-istilah itu, masa sih rakyat mau dibungkam," kata Nusron di Grand Sahid, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Dia lantas menyindir PKS sebagai pihak yang belum berkuasa tapi sudah senang membungkam aspirasi rakyat.
"Katanya enggak boleh membungkam aspirasi rakyat, kok ini belum berkuasa saja, ikut pemilu mau membungkam aspirasi rakyat," kata Nusron.
Dia menilai tidak seharusnya aspirasi yang muncul dari masyarakat dipermasalahkan.
"Ya kritik silakan, ya kan, kalau dia menyampaikan itu kritik sialakan, tapi masa ini muncul dari rakyat terus dipersoalkan? Ya sama saja mempersoalkan ruang kreativitas rakyat," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman menyinggung soal gimmick 'gemoy' yang saat ini diasosiasikan kepada Prabowo Subianto.
Awalnya, dia mengutip pernyataan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt dalam buku 'How Democracies Die'. Sohibul mengatakan, saat ini demokrasi mati bukan karena kudeta militer.
"Itu sangat sedikit terjadi. Sekarang tapi justru demokrasi mati disebabkan karena adanya pemimpin-pemimpin yang sebelum memimpin, tidak diketahui apa gagasan-gagasannya tentang demokrasi," kata Sohibul dalam sambutannya di acara Kick Off Kampanye Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11).
Kemudian, ia menyinggung soal situasi politik saat ini. Bahkan, ia menyinggung gimmick 'gemoy' yang saat ini kerap diasosiasikan kepada sosok Prabowo Subianto.
"Saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi, persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimmick-nya. Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya nggak tahu juga itu, bib apa bib? Gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucapnya.