Mantan CEO Binance Dilarang Tinggalkan AS Usai Terlibat Kasus Pencucian Uang

ERA.id - Mantan kepala Binance Changpeng Zhao dilarang meninggalkan Amerika Serikat menyusul kasus pencucian uang. Zhao juga kemungkinan akan dideportasi ke Uni Emirat Arab sesuai dengan kewarganegaraannya.

Hakim federal pada hari Senin, memutuskan Zhao untuk tinggal di Amerika Serikat sampai pengadilan Seattle mempertimbangkan apakah dia harus tetap menjalani sidang hukumannya pada bulan Februari, atau apakah dia harus diizinkan kembali ke Uni Emirat Arab, tempat dia menjadi warga negaranya.

Zhao, yang juga warga negara Kanada, mengundurkan diri sebagai CEO Binance minggu lalu setelah mengaku bersalah karena sengaja menyebabkan bursa gagal mempertahankan program anti pencucian uang yang efektif.

Hakim Distrik AS Richard Jones di Seattle mengatakan dia akan meninjau apakah Zhao harus tetap tinggal di AS setelah pemerintah AS mengajukan banding atas keputusan hakim lain yang mengizinkan Zhao kembali ke UEA sebelum sidang hukumannya pada 23 Februari.

Selain itu, Zhao menyetujui jaminan sebesar 175 juta USD (Rp2,7 triliun) sebagai bagian dari perjanjian jaminan.

Sementara, Binance Holdings setuju untuk membayar lebih dari 4.3 miliar USD dan mengaku bersalah melanggar undang-undang anti pencucian uang dan sanksi AS.

Binance mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah bekerja keras untuk membuat perusahaan “lebih aman dan bahkan lebih terjamin.” Pengacara Zhao tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Senin.

Pekan lalu, Zhao mengakui kesalahannya atas pencucian uang yang melanggar undang-undang anti pencucian uang AS. 

"Saya melakukan kesalahan, dan saya harus bertanggung jawab," kata Zhao, dikutip Reuters, Selasa (28/11/2023).

Zhao menghadapi hukuman penjara maksimal 18 bulan berdasarkan pedoman federal dan setuju untuk tidak mengajukan banding atas hukuman apa pun yang mencapai jangka waktu tersebut. Jaksa akan mengambil posisi mengenai berapa lama waktu penjara untuk mendekati hukuman Zhao, kata juru bicara Departemen Kehakiman pekan lalu.

Pemerintah mengatakan mereka mungkin tidak dapat menjamin kembalinya Zhao ke Amerika karena tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan UEA.

Pengacara Zhao membantah bahwa ia berpotensi menimbulkan risiko penerbangan, dan mencatat bahwa ia membayar paket jaminan "besar" dan secara sukarela datang ke Amerika Serikat untuk menerima tanggung jawab atas tindakannya.