Tanda Gunung Api Akan Meletus dan Pengamatan yang Dilakukan untuk Mitigasi
ERA.id - Tidak banyak orang yang tahu apa saja tanda gunung api akan meletus. Padahal Indonesia terletak di Ring of Fire dimana sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh gunung api aktif.
Erupsi adalah fenomena alam yang menakjubkan ini seringkali menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tanda-tanda yang dapat mengisyaratkan bahwa gunung api yang tampaknya tenang bisa saja menjadi pusat perhatian aktivitas vulkanik yang mendebarkan.
Tanda Gunung Api akan Meletus
Data Seismik
Ada banyak tanda ketika gunung berapi akan erupsi, hal tersebut bergantung pada seberapa teliti pemantauan dilakukan. Dilansir dari Oregon State University, salah satu jenis pemantauan yang paling umum dilakukan adalah melalui seismisitas.
Bahkan satu seismometer dapat menunjukkan apakah ada peningkatan aktivitas seismik di gunung berapi yang biasanya tenang. Jika Anda memiliki setidaknya 3 seismometer dan ditempatkan secara strategis, maka Anda dapat mengukur gempa bumi secara triangulasi untuk melihat apakah gempa terjadi di tempat yang menunjukkan mungkin ada pergerakan magma.
Dengan memeriksa data seismik selama periode waktu tertentu, Anda mungkin dapat menentukan apakah gempa bumi bergerak menuju permukaan (menunjukkan bahwa magma juga bergerak menuju permukaan karena gempa kemungkinan dihasilkan saat magma memecahkan batuan yang berada di depannya).
Deformasi Tanah
Jenis data lain yang digunakan adalah studi deformasi tanah. Ketika magma naik ke dalam saluran magma dangkal gunung berapi, magma tersebut memenuhi ruang dan mendorong batuan sekitarnya ke luar. Hal ini juga menyebabkan deformasi permukaan gunung berapi.
Sementara itu, beberapa titik akan bergerak ke atas dan dua titik lainnya akan bergerak lebih jauh. Dengan menggunakan teknik pengukuran tingkat dan jarak yang sangat akurat, perubahan permukaan ini dapat diukur.
Biasanya perubahan deformasi tanah beberapa mm dalam jarak beberapa ratus meter, tetapi kadang-kadang berbeda. Sebagai contoh sebelum banyak letusan di Kilauea, puncak gunung berapi membengkak 1-2 meter ke atas. Contoh lain dalam beberapa hari terakhir sebelum letusan besar Mt. St. Helens, sisi utara membengkak ke luar beberapa meter per hari!
Mengamati Fumarol
Selain memantau pergerakan tanah beberapa peneliti memantau gunung berapi dengan memonitor gas yang keluar dari fumarol. Sebagian besar gunung berapi aktif memiliki fumarol atau tempat gas vulkanik keluar ke permukaan.
Sangat mudah untuk memonitor suhu dari gas-gas yang ada di fumarol. Sementara itu, adanya peningkatan suhu yang tidak lazim juga menjadi tanda bahwa magma telah mendekat ke permukaan.
Meskipun demikian, memantau komposisi gas lebih sulit dilakukan karena perubahan dalam komposisi jauh lebih sulit diinterpretasikan. Banyaknya perubahan visual pada area fumarol adalah indikasi aktivitas vulkanis yang akan datang.
Perubahan fumarol di antaranya jika area degassing aktif menjadi lebih besar, jika tanaman di sekitarnya tiba-tiba mati, jika warna dari danau atau kawah di sekitarnya berubah.
Perlu diketahui, banyak gunung berapi memiliki danau pada puncaknya yang melalui saluran panas dan tempat gas naik ke permukaan dan keluar. Banyak dari danau tersebut memiliki warna aneh karena semua mineral yang larut di dalamnya, dan banyak dari yang berwarna berubah warna, pH, suhu, dll. Meskipun tanda ini adalah tanda perubahan di bawah, tetapi sering sulit diinterpretasikan.
Citra Satelit
Kini sejumlah peneliti sedang mempelajari cara menggunakan data satelit untuk memantau gunung berapi.
Mengamati citra satelit memungkinkan untuk mendapatkan citra termal daerah gunung berapi, dengan membandingkan dengan citra bulanan atau dua minggu sekali maka peningkatan atau penurunan suhu dapat dideteksi.
Selain itu, beberapa teknologi baru telah memungkinkan penentuan topografi yang sangat akurat dari data satelit. Teknologi ini mungkin suatu hari nanti dapat melakukan pemantauan deformasi permukaan terkait dengan pergerakan magma di bawah permukaan.
Meskipun teknologi ini masih dalam pengembangan dan memakan waktu terlalu lama untuk memproses data satelit, namun tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tahun kedepan diharapkan letusan sebuah gunung berapi dapat diprediksi beberapa jam sebelumnya.
Selain tanda gunung api akan meletus, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…