Akhirnya, Pelabelan Indie-Mainstream Diprotes
Bukan apa-apa, menurut Mondo, udah enggak relevan banget mengkotak-kotakkan musisi ke dalam istilah indie dan mainstream. Menurut Mondo, enggak ada perbedaan yang signifikan banget kok dari kedua jalur itu. Apalagi di zaman sekarang, di mana akses terhadap distribusi karya para musisi sudah lebih terbuka luas.
"Perbedaan itu udah enggak perlu ya. Ya perlu enggak perlu sih tapi memang perlu tahu. Tapi kalau terlalu kaku dilabelin udah enggak relevan juga," ujar Mondo sebagaimana ditulis Antara, Minggu (27/10/2018).
"Label besar artinya dengan modal yang besar, itu mereka menggunakan channel-channel independen juga. Mereka megang manajemen juga. Dan sebaliknya juga. Label-label indie juga semakin fasih berbisnis dan menggunakan cara-cara bisnis yang dipakai label besar. Jadi agak enggak relevan," lanjutnya.
Meski begitu, mantan penggawa SORE ini enggak tutup mata juga bagaimana istilah indie dan mainstream masih begitu luas digunakan. Mondo juga sadar, enggak gampang menghapus pelabelan ini. Makanya, menurut Mondo sih penting buat penikmat musik memahami proses distribusi sebuah karya musisi.
"Tapi kalau perbedaan mainstream dan enggak mainstream itu sampai kapanpun akan menjadi arus utama dan selalu ada yang di pinggir, yang akhirnya akan ke tengah juga. Kalau gue ada di arus ketiga," katanya.
Pelabelan ini, kata Mondo bukannya tanpa dampak. Secara enggak langsung, pengotak-kotakan jalur distribusi ini turut mengkotak-kotakan khalayak pendengar musiknya juga.
"Pasti pengin lah ada pendengar baru dan bisa menikmatinya tapi enggak ngotot juga sih," tutur Mondo.