Depkes Singapura: Kebutuhan Ruang Rawat Inap dan ICU Meningkat Akibat Covid-19

ERA.id - Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) memantau dengan ketat gelombang Covid-19 saat ini untuk memastikan kapasitas layanan kesehatan Singapura mampu mengatasinya.

Jumlah kasus rawat inap dan unit perawatan intensif (ICU) akibat Covid-19 meningkat di tengah meningkatnya jumlah infeksi.

Perkiraan jumlah kasus Covid-19 pada minggu 26 November hingga 2 Desember naik menjadi 32.035, dibandingkan dengan 22.094 kasus pada minggu sebelumnya.

Rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 juga meningkat menjadi 225 dari 136 pada minggu sebelumnya, dan rata-rata kasus harian di unit perawatan intensif meningkat menjadi empat kasus dibandingkan satu kasus pada minggu sebelumnya.

Kementerian Kesehatan mengatakan jumlah kasus rawat inap dan ICU tidak sebanyak pada masa pandemi.

“Hal ini menambah beban kerja rumah sakit kami, yang sudah sibuk,” kata Kementerian Kesehatan, seraya menambahkan bahwa pihaknya sedang memantau dengan cermat perkembangan gelombang ini untuk memastikan bahwa kapasitas layanan kesehatannya mampu mengatasinya.

Meskipun jumlah kasus meningkat, tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, tambah kementerian tersebut.

Ia juga mendesak masyarakat untuk mencari perawatan medis di unit gawat darurat hanya untuk keadaan darurat yang serius atau mengancam jiwa.

“Hal ini akan menjaga kapasitas rumah sakit kami untuk pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan akut di rumah sakit dan memungkinkan mereka yang menderita penyakit parah mendapatkan perawatan tepat waktu," tegasnya, dikutip CNA, Jumat (8/12/2023).

Kementerian Kesehatan mengatakan peningkatan jumlah kasus mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk melemahnya kekebalan penduduk dan meningkatnya perjalanan serta interaksi masyarakat selama perjalanan akhir tahun dan musim perayaan.

Kasus yang terinfeksi oleh JN.1, sublineage dari BA.2.86, saat ini mencakup lebih dari 60 persen kasus Covid-19 di Singapura.

Meskipun BA.2.86 dan turunannya telah diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 21 November, kementerian menambahkan bahwa saat ini tidak ada indikasi, secara global atau lokal, bahwa BA.2.86 atau JN.1 lebih mudah menular atau menular. menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar.