Hari Keempat, Empat Kapal Turunkan Pendeteksi Bawah Laut
"Pencarian dibagi empat, dari koordinat lost contact-nya pesawat. Sektor satu bagian kanan atas, sektor dua bagian kanan bawah, sektor tiga bagian kiri bawah, sektor empat bagian kiri atas," tutur Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Muhammad Syaugi di Posko Evakuasi Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Kamis (1/11/2018).
Keempat kapal pencarian ini, kata Syaugi, memiliki peralatan bawah air, side scan sonar, kemudian multibeam echisounder lalu remotely vehicle operated (RVO), yang mampu melihat dan mendeteksi sesuatu dibawah air.
Tadi malam, lanjutnya, jangkar kapal sudah diturunkan di daerah yang sempat terdengar sinyal black box pada jarak 400 meter barat laut dari titik pesawat hilang kontak.
"Tadi pagi penyelam sudah mulai masuk dengan ROV kita tirunkan untuk memastikan. Kalau arusnya tenang, saya berharap sudah ditemukan. Nanti apabila bisa menemukan bagian body pesawat yang cukup besar, Kementerian ESDM sudah meminjamkan crane untuk mengangkatnya," ucap dia.
Diketahui sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang berangkat dari Jakarta pada pukul 06.20 WIB dan diperkirakan mendarat di Pangkalpinang sekitar pukul 07.05 WIB.
Namun, berdasarkan informasi dari air traffic control, pesawat tersebut JT 610 kehilangan kontak pukul 6.50 WIB dan dipastikan jatuh di laut perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Sebelum hilang kontak, pesawat ini sempat meminta untuk kembali ke base.
Pesawat ini membawa 178 penumpang dewasa, seorang anak dan dua bayi, dengan pilot, kopilot, dan enam awak pesawat.