Bamusi PDIP Minta Masyarakat Jeli Nilai Aksi Bela Agama
Pria yang akrab disapa Gus Falah itu menduga, aksi bela agama yang dilakukan saat ini ditunggangi kepentingan politik. Menurutnya, tak etis menggunakan agama sebagai kedok politik untuk meraih kekuasaan.
"Kita cinta NKRI, Pancasila dengan budaya dan semua pemeluk agama. Masyarakat jangan dihasut, jangan diganggu ketenangannya. Para pendiri bangsa sudah menggali Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa," ungkap Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/11/2018).
"Di dalam Pancasila kita mengakui menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai prinsip pertama yang menyatu dan dibumikan dalam sila yang lain. Jadi agama menjadi landasan moral, etika, dan tuntutan bangsa menjadi masyarakat adil dan makmur, bukan sebaliknya jadi alat kekuasaan politik," tambahnya.
Peserta aksi bela tauhid berwudu untuk salat asar menggunakan kolam air mancur Patung Kuda.(Diah/era.id)
Gus Falah menambahkan, dirinya miris melihat organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih tetap bebas beraktivitas meski sudah dibubarkan pemerintah. Bahkan, kelompok itu juga dikenal dekat dengan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Bukti itu disebutnya sangat jelas terlihat saat inisiator gerakan 2019 ganti presiden, Mardani Ali Sera menyampaikan gerakan ganti presiden dan gerakan ganti sistem bersama eks Jubir HTI Ismail Yusanto dalam sebuah video. Buntutnya, video itu dilaporkan ke pihak kepolisian.
Alasan pelaporan tersebut adalah HTI saat ini dibubarkan dan jadi ormas terlarang karena bertentangan dengan Pancasila. Organisasi itu juga saat ini sudah dilarang di banyak negara seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi, Suriah, Libya, dan Turki dengan alasan menyebarkan paham radikal.
"Ini rentan disusupi, ditunggangi. Kita enggak mau Indonesia kacau kayak Suriah itu pengalaman buruk. Saya sungguh sedih, peringatan Hari Santri disusupi provokasi yang menciptakan ketegangan di masyarakat. Aparat TNI dan Polri tidak boleh lengah menghadapi gerakan yang nyata-nyata mengarah pada perpecahan bangsa. Jangan bawa HTI dan ISIS ke Indonesia," ujar Gus Falah.
Dia juga menilai, harusnya NKRI diibaratkan sebagai sajadah dan sebagai umat, masyarakat harusnya melestarikan ajaran sesuai anjuran para ulama. Bendahara PBNU ini juga minta masyarakat tak terhasut dengan ajakan aksi bela agama dan bela kalimat tauhid yang dimanfaatkan untuk tujuan politik.
"Aksi bela tauhid itu dengan tahlilan. Muliakanlah Rasulullah SAW dengan manakiban, mauludan," ungkapnya.
Ia juga minta agar para habib mampu berperan aktif dalam menahan ideologi radikal dan selalu menyampaikan pesan persatuan. "Kami sangat memuliakan habib, kami ciumi tangannya, dan kami baca pesan leluhurnya. Habib-habib yang kami muliakan jangan sampai mengajak masyarakat ke dalam HTI," imbuh dia.