Risiko Hidup dengan Satu Ginjal yang Harus Diketahui

ERA.id - Ginjal adalah salah satu organ vital yang sangat penting perannya untuk kelangsungan hidup. Adapun fungsi organ ginjal yaitu untuk menyaring limbah dan cairan berlebih yang terkandung dalam darah. Pada umumnya, seseorang lahir dengan dua buah ginjal. Namun, ada juga kasus anomali yang terjadi pada beberapa orang; mereka hanya mempunyai satu ginjal. Hal ini terjadi karena bawaan lahir atau karena menjalani donor transplantasi. Lantas apa risiko hidup dengan satu ginjal?

Pada dasarnya, satu ginjal saja sudah cukup untuk melakukan fungsinya dan mendukung metabolisme tubuh. Namun, jika seseorang hanya mempunyai satu ginjal, mereka harus menjaga dan betul-betul memperhatikan kesehatannya. Sebab, apabila gagal, mereka tidak mempunyai ginjal lain untuk menggantikan fungsi ginjal.

Penyebab Seseorang hanya Memiliki Satu Ginjal

Umumnya ada tiga alasan utama mengapa seseorang hanya memiliki satu ginjal, antara lain:

  • Bawaan lahir. Kondisi ini disebut dengan istilah agenesis ginjal. Adapun kondisi lain, disebut sebagai displasia ginjal. Hal ini terjadi ketika seseorang dilahirkan dengan jumlah ginjal yang normal tetapi hanya satu yang berfungsi seperti biasa. Kondisi ini sama saja seperti mempunyai satu ginjal.
  • Orang yang sudah mendonorkan ginjalnya kepada seseorang yang membutuhkan transplantasi.
  • Orang yang melakukan operasi pengangkatan ginjal, bisa disebabkan cedera atau penyakit serius seperti kanker.

Risiko Hidup dengan Satu Ginjal

Pada umumnya, seseorang yang mempunyai satu ginjal bisa hidup dengan sehat seperti orang lain yang memiliki dua ginjal. Sebab, satu ginjal saja sudah cukup untuk menyaring darah, dan menjaga agar tubuh berfungsi dengan normal.

Bahkan, bagi mereka yang terlahir dengan satu ginjal, organ ini sudah menjalankan kedua tugas ginjal sekaligus sejak hari pertama lahir. Sehingga ginjal sering kali tumbuh menjadi lebih besar dan berfungsi lebih baik.

Meski begitu, tetap ada kemungkinan, kemunculan masalah kesehatan dalam jangka panjang, yang membutuhkan pemantauan dan penanganan khusus. Seperti tekanan darah tinggi, proteinuria, dan retensi cairan.

Hal ini disebabkan pemilik ginjal tunggal tidak mempunyai ginjal kedua untuk mengambil alih. Nah, ini menggantikan fungsi ginjal yang telah kehilangan sebagian fungsinya. Sehingga, risiko munculnya penyakit tersebut, lebih cepat terjadi.

Hal yang Harus Diperhatikan oleh Pemilik Satu Ginjal

Bagi seseorang yang hanya mempunyai satu ginjal, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain:

Hindari cedera

Bagi orang yang mempunyai satu ginjal, terluka atau mengalami cedera merupakan masalah yang cukup besar. Sebab, tidak ada ginjal lain yang dapat dikompensasi.

Jika cederanya parah dan fungsi ginjal berhenti sepenuhnya, maka seseorang membutuhkan transplantasi ginjal. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam beraktivitas dan hindari olahraga yang berisiko. Misalnya, boxing, sepak bola, berkuda, dan mendaki.

Menjaga pola makan

Sebagian besar orang dengan ginjal tunggal tidak harus menjalani diet tertentu, tetapi mereka harus menjaga pola makan sehat dan rendah lemak yang mencakup biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan. Jika mempunyai tekanan darah tinggi, maka Anda harus mengurangi asupan garam.

Kafein seperti teh dan kopi juga harus dibatasi. Tentunya penting untuk memerhatikan asupan protein, sebab mengonsumsi makanan kaya protein dapat menjadikan ginjal bekerja lebih keras. Namun, konsumsi protein dalam jumlah sedang tetap dizinkan dan perlu untuk memastikan nutrisi yang cukup.

Ilustrasi menjaga pola makan (Freepik/jcomp)

Melakukan pemeriksaan rutin

Untuk mengevaluasi fungsi ginjal tunggal, pemeriksaan rutin penting untuk dilakukan setidaknya setahun sekali.

Di bawah ini adalah beberapa jenis tesnya:

  • Pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah normal orang kebanyakan adalah sekitar 120/180, adapun tekanan darah tinggi yaitu di atas 140/90. Orang yang hanya memiliki satu ginjal harus menjaga tekanan darahnya di bawah 130/80.

  • Tes GFR

Tes laju filtrasi glomerulus (GFR) dilakukan untuk memperlihatkan seberapa baik ginjal dalam menyaring darah. Hitungan GFR menggunakan tingkat kreatinin dalam darah, usia, berat badan, ukuran tubuh, dan jenis kelamin. 

Jika Anda salah satu orang yang mempunyai ginjal tunggal, hendaknya rutinkan untuk melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan dokter.

  • Tes dipstik

Tes dipstik melibatkan penggunaan selembar kertas yang dicelupkan ke dalam sampel urine. Hal ini bertujuan untuk memeriksa keberadaan protein yang terkandung dalam darah. Apabila kadar protein dalam urine cukup tinggi, hal ini bisa mengindikasikan terjadinya disfungsi ginjal.

Demikianlah ulasan tentang risiko hidup dengan satu ginjal dan bagaimana mengatasi kondisi tersebut.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…