Teringat Anaknya, Ibu Korban Trauma Naik Lion Air
"Saya pernah mimpi, sebelum anak saya berangkat, saya sama anak saya saat itu berada di kamar. Tapi anaknya itu diam, kayak diterangi bulan gitu," tutur Naning di dalam kapal KRI Banjarmasin, setelah memanjatkan doa bersama dan menabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat, Selasa (6/11/2018).
Sebelumnya, Naning menganggap mimpi itu adalah pertanda bahwa anaknya mungkin akan diterima di perusahaan pelayaran sesuai dengan cita-citanya. Namun, ternyata anggapan ia salah. Anak laki-lakinya ternyata ikut jatuh bersama pesawat nahas tersebut.
Naning teringat ucapan mulia Deryl saat ia ingin berjuang membantu biaya sekolah menjadi TNI untuk adiknya. Deryl tahu hal itu bisa membahagiakan kedua orang tuanya.
Saat ini, hal terbaik yang bisa Naning lakukan hanyalah mengikhlaskan. Sebab, Deryl sudah tidak ada saat ini. "Kalau saya ikhlas. Benar-benar ikhlas. Tapi saya masih teringat dengan pesan-pesannya dan keinginan membantu adiknya," ucap dia.
Naning tak kuasa menahan kesedihan hingga air matanya menetes ke bajunya. Sang suami langsung memberikan tisu untuk mengusap mata Naning.
Naning baru berangkat dari Pangkalpinang menuju Jakarta, difasilitasi oleh Lion Air menaiki maskapai penerbangan Batik Air tadi malam, hanya untuk mengikuti prosesi pembacaan doa bersama dan penaburan bunga.
Namun, ia mengaku masih trauma dan tidak bisa terbang menaiki Lion Air untuk sementara ini.
"Enggak naik (Lioan Air) dulu. Saya masih trauma. Nanti tambah teringat anak saya. Mungkin semua itu kan (takdir) Allah ya mba. Naik apa saja, kalau Allah menghendaki mau apa kita. Cuma saya masih trauma, anak saya naik itu (Lion Air)," ujarnya lirih.
"Saya harap ke depannya, keselamatan di pesawat Lion Air harus diperhatikan sebelum berangkat. Mesin-mesinnya harus dicek biar enggak terjadi lagi seperti yang sudah-sudah," tutup dia.
Baca Juga : Tabur Bunga Keluarga Korban Lioan Air Menangis dan Pingsan