Sikap Unair Usai Beberapa Pihak Kampus Negeri Mengkritik Keras Kebijakan Jokowi
ERA.id - Sejumlah pihak universitas negeri di Indonesia mengkritik Pemerintahan Jokowi yang terkesan ikut campur dalam urusan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Mereka yakni beberapa guru besar dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Indonesia (UII).
Belakangan, Universitas Airlangga (UNAIR) pun menyatakan bahwa kampusnya sudah lama melakukan demokrasi pemilu yang bermartabat.
“Kita sudah tahun lalu sudah deklarasi pemilu yang bermartabat. Kenapa baru sekarang, sudah tahun lalu. Ketika FRI kita sudah bicara demokrasi bermartabat dan lainnya,” kata Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih, kepada awak media, Sabtu (3/1/2024) kemarin.
“Setahun yang lalu kita juga sudah deklarasi menolak politik uang dan lainnya. Ga perlu diulang lagi atau ikut-ikutan (Delakrasi Pemilu dari kampus), kita sudah punya sikap tegas,” jelasnya.
“Kita sudah setahun lebih bicara demokrasi bermartabat dan kita deklarasikan, sudah jauh kita punya sikap. Minggu lalu undang caleg UNAIR ajak anti politik uang, anti korupsi, dan support pengembangan SDM, ada sikap tegas di dalamnya. Kita ingin setop politik uang, setop korupsi. Sikap kita sudah tegas di beberapa waktu lalu. Tidak ada hal baru disampaikan, bagi Unair sudah lama,” lanjutnya.
Terkait tanggapannya soal universitas lain yang ramai-ramai mengkritik Presiden Jokowi, Prof Nasih menilai hal itu hak milik warga kampus untuk berpendapat.
“UI, UGM dan lain-lain itu kan bukan di manajemen universitasnya. Itu sebagian dari warga kampus, mereka melakukan. Itu haknya. Sekali lagi, Itu bukan suara mewakili UGM secara kelembagaan, itu bagian warga kampus yang punya sikap, suara, pilihan dan itu sah-sah saja menyampaikan panangan dan pendapatnya,” tegasnya.
Dengan ini, Prof Nasih menambahkan bahwa kampus UNAIR mempunyai pendapat dan pandangan lain terkait demokrasi pemilu yang dipastikan bukan untuk institusi.
“Itu pandangan dari warga negara atau warga kampus. Tentu berbeda-beda, hanya ada yang diungkapkan ada yang tidak diungkapkan. Sekali lagi, kita sudah setahun lalu punya sikap, masa diulangi lagi. Masih ada deklarasi untuk demokrasi yang bermartabat,” tutupnya.