Istri Terseret Skandal Pemberian Tas Mewah, Presiden Korea Selatan Akui Menyesal

ERA.id - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol buka suara terkait tuduhan skandal penerimaan hadiah barang mewah yang menyeret istrinya, Kim Keon Hee. Yoon menegaskan bahwa istrinya tidak bisa menolak pemberian hadiah lantaran berhati dingin.

Presiden Yoon menyampaikan bahwa tas mewah tersebut diberikan sebagai manuver politik bagi dirinya dan juga partai yang mengusung. Terlebih rekaman pemberian tas mewah yang diambil dari kamera tersembunyi di dalam jam tangan itu dirilis tahun lalu menjelang tahun pemilihan.

“Fakta bahwa dia tidak bisa dengan dingin menolaknya adalah masalahnya, kalau bisa disebut masalah, dan itu sedikit disesalkan,” katanya, dikutip Yonhap News, Kamis (8/2/2024).

Mengenai kekhawatiran tentang manuver politik, Yoon menegaskan hal itu tidak menjadi masalah penting baginya. Namun dia menekankan akan lebih berhati-hati agar kejadian serupa tidak terulang.

“Yang penting bukanlah manuver politik, tetapi kami mengambil tindakan dengan lebih jelas sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Presiden Korea Selatan itu lantas mengaku mendapat tekanan yang semakin besar untuk mengatasi tuduhan seputar Ibu Negara, bahkan ketika kantornya menyimpan tas Christian Dior senilai sekitar 3 juta won (Rp35 juta) yang diberikan kepadanya oleh seorang pendeta keturunan Korea-Amerika pada September 2022 lalu.

Masalah tersebut dianggap sebagai beban bagi partai berkuasa Korsel menjelang pemilihan parlemen pada 10 April karena insiden tersebut terjadi setelah Yoon menjabat sebagai presiden pada Mei 2022.

Yoon mengatakan dalam suatu wawancara bahwa insiden itu terjadi ketika Yoon dan istrinya masih tinggal di unit apartemen pribadi mereka di selatan Seoul, tempat istrinya berkantor di ruang bawah tanah apartemen, sebelum pindah ke kediaman presiden yang baru.

Dia pun menyarankan pendeta mengunjunginya di kantor setelah mengaku memiliki hubungan dengan mendiang ayahnya dan bersikeras agar mereka bertemu.

“Mulai saat ini kami sudah pindah ke kediaman (presiden) tersebut, bukan hanya hal-hal seperti itu yang bisa dikelola dengan baik, tetapi saya kira kita harus jelas agar tidak menimbulkan salah paham, kegelisahan, atau kekhawatiran di kalangan masyarakat,” tegasnya.

Ketika ditanya mengenai rencana untuk menunjuk seorang inspektur khusus yang bertugas menyelidiki korupsi di kalangan anggota keluarga presiden atau untuk mendirikan kantor sekretaris pribadi Ibu Negara, Yoon mengatakan seorang inspektur khusus harus dipilih oleh Majelis Nasional, sementara kantornya sedang mempertimbangkan untuk mendirikan kantor untuk urusan Ibu Negara.