JK: Ibadah Itu Syahdu, kalau Suaranya Besar Terdengar dari Seluruh Masjid, Jadi Seperti Bersaing
ERA.id - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pengaturan pengeras suara masjid oleh pemerintah, sudah dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sejak lama.
"Sejak dulu kami di DMI itu mengharapkan dan mengatur bahwa soundsystem itu tidak terlalu banyak,” ujar JK usai melantik pengurus baru masjid Al Markaz Periode 2024-2029 di Makassar, Ahad kemarin.
Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengapresiasi kebijakan Kementerian Agama terkait aturan penggunaan suara selama bulan Ramadan.
Kata JK, beberapa aturan yang dikeluarkan DMI seperti saat melantunkan azan, pengajian awal atau tahrim, bahkan saat menyampaikan ibadah.
“Aturan itu berlaku saat adzan, pengajian awal itu 5-10 menit saja tidak boleh lebih,” tambah JK yang juga Ketua Umum PMI Pusat ini.
Bagi JK, tujuan pentingnya mengatur pengeras suara masjid tidak lain karena kesyahduan.
"Ibadah itu syahdu. Kalau terlalu besar suaranya, kemudian terdengar dari seluruh masjid dan berhadapan. Jadi seperti bersaing,” ujarnya lagi.
Demikian halnya saat menyampaikan ceramah atau tauziah, suara yang keras justru tidak terdengar baik. "Suaranya justru tidak bisa dipahami, dan kalau terlalu keras jangan-jangan orang tidak mau ke masjid lagi,” ucap Jusuf Kalla.