Pakar Ingatkan Jangan Buka Puasa dengan Rokok, Ini Bahayanya
ERA.id - Pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama mengimbau masyarakat tidak berbuka puasa dengan rokok karena meningkatkan risiko kanker paru.
"Sesudah kita berpuasa seharian maka tentu kita relatif agak lemah. Jadi, tentu sangat tidak baik kalau keadaan itu lalu diperburuk lagi dengan merokok untuk berbuka," kata Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu saat dihubungi Antara, Selasa (19/3/2024).
Tjandra menganjurkan masyarakat berbuka puasa dengan menyantap hidangan manis seperti kurma, kemudian makanan sehat dan bergizi dan tidak merokok.
"Puasa Ramadan ini kita dapat momentum hidup sehat tanpa rokok dan karena rokok merusak kesehatan maka kita dapat momentum juga menjauhi kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan," kata Tjandra yang menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu.
Mengutip Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ia mengakui ketika nikotin dalam rokok masuk ke tubuh dalam keadaan perut kosong, maka risiko seseorang terkena kanker paru menjadi lebih besar.
Tjandra mengungkapkan, nikotin terendap dalam tubuh hingga delapan jam. Semakin banyak endapan nikotin, semakin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung.
Selain itu, seseorang yang langsung merokok setelah berbuka puasa juga rentan mengalami kelelahan, mual dan muntah, serta mengalami penurunan fungsi jantung dan otot akibat sel-sel tubuh kekurangan oksigen.
Merokok juga dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan lain antara lain penyakit paru-paru kronis, kerusakan gigi dan bau mulut, stroke dan serangan jantung, tulang mudah patah, gangguan pada mata, salah satunya seperti katarak, risiko kanker leher rahim dan keguguran pada wanita serta kerontokan rambut.