Jakarta, era.id - Korea Utara dan Korea Selatan mulai menghancurkan 20 pos penjagaan yang ada di sekitar wilayah perbatasan zona demilitarisasi atau biasa dikenal DMZ. Penghancuran pos penjagaan ini menyusul kesepakatan gencatan senjata di DMZ pada akhir Oktober lalu.
Dalam kesepakatan tersebut, baik Korut maupun Korsel setuju untuk menghancurkan masing-masing 10 pos penjagaan di tiap sisinya dan hanya menyisakan satu pos penjagaan pada zona demilitarisasi.
Mengutip dari Korea Herald, Kamis (15/11/2018), penghancuran pos penjagaan yang ada di zona perbatasan wilayah demilitarisasi, itu sudah mulai dilangsungkan sejak minggu (11/11) lalu.
"Penghancuran pos-pos pengawal adalah tindakan yang paling terlihat dan simbolis untuk mencegah pertempuran yang tidak disengaja dan membangun kepercayaan," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Kim Yong-woo, seperti dikutip dari Korea Herald.
Desa Panmunjom, atau yang juga disebut Area Keamanan Bersama (JSA), menjadi satu-satunya tempat di perbatasan sepanjang 250 kilometer, di mana tentara dari dua Korea dan juga Komando PBB berdiri saling berhadapan. Diyakini, kedua korea memiliki total 220 pos penjagaan yang tersebar di sepanjang perbatasan semenanjung Korea.
Sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi terbaru, kedua Korea pada bulan lalu telah melucuti persenjataan dan pos penjaga dari area tersebut. Kini hanya ada 35 personil tak bersenjata yang berjaga dari masing-masing pihak.
"Kami terus berbicara tentang perlunya melestarikan dan menarik (pos jaga). Dalam konteks ini, kami telah berkonsultasi satu sama lain dan mencapai pemahaman bersama,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Choi Hyun-soo.
Menurut pejabat pertahanan, Korea Utara mengoperasikan sekitar 160 pos penjaga di dalam DMZ di sepanjang lahan seluas 250 kilometer. Militer Korea Selatan diyakini memiliki 60 pos penjaga di dalam DMZ.
Langkah-langkah tersebut dilihat sebagai sebuah perubahan menuju pencairan diplomatik antara kedua negara yang sejatinya masih berperang itu. Selain itu hubungan kedua negara tampak mulai membaik setelah pertemuan antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Tag:
konflik korea
korea utara
korea selatan